Darmogandul
Ustad.
Darmo dan Ustad. Gandul, sosok dua orang guru ngaji yang berbeda arah dalam
kehidupan, jika Ustad. Darmo ke utara maka ustad. Gandul ke arah sebaliknya,
jika Ustad. Darmo lebih senang berdzikir maka Ustad. Gandul lebih senang
mentertawai dirinya. Pokoknya semua serba berlawanan walaupun kedua-duanya
berasal dari pesantren yang sama.
Ustad.
Darmo, memiliki jama’ah yang banyak sekali, kebanyakan dari kalangan orang elit
maka tak heran setiap ceramah Ustad. Darmo ini selalu mendapatkan amplop yang
tebal dan makanan yang nikmat. Dalam setiap mengisi ceramah Ustad. Darmo selalu
selalu bersemangat (kalau bilang A maka jama’ah harus ikut A tidak boleh B atau
C) dan setiap ceramah selalu di banjiri oleh para jama’ah bak seorang artis
yang selalu di puja dan di tunggu aktingnya di atas mimbar.
Lain
halnya Ustad. Gandul, jama’ahnya hanya sedikit sekali paling hanya 3-4 shaf
saja,kalah jauhlah jama’ahnya di banding ustad. Darmo, dalam memberikan ceramah
Ustad. Gandul selalu melucu, tak heran jama’ahnya pun ikut tertawa. Walaupun
sering melucu, ustad. Gandul tidak mengharapkan apa-apa dari jama’ahnya hanya
mengharapkan agar jama’ahnya bisa menjalankan ibadahnya sesuai dengan
kemampuannya. Lha wong jama’ahnya kebanyakan dari kelas bawah, jadi hanya ucapan
terima kasih yang bisa jama’ah berikan kepada ustad. Gandul..
Suatu
ketika ustad. Darmo dan ustad. Gandul sedang duduk di warung makan Bahadur,
sedang asik-asiknya makan, dua ustad ini di tanya oleh seseorang pemilik warung makan, “maaf
pak ustad ganggu makannya, apakah ketika malam Allah turun ke bumi ?” Ustad. Gandul pun tertawa, dan menjawab,” lha,
saya tidak tahu, saya malam selalu tidur jadi saya tidak mengetahui kalau Allah
turun ke bumi”. Sedangkan Ustad. Darmo menjawab dengan retorika komunikasi yang
mumpuni,”ya betul, allah turun ke bumi, makanya ketika tengah malam anda jangan
tidur, anda berdoa yang banyak, kalau tidur anda dapat apa dari Allah?? Jangan
jadi orang malas dengan tidur terus “. Akhirnya sang penannya paham apa maksud
jawaban dari keduanya.
Setahun
kemudian dua ustad itu meninggal dan bertemu sang penciptanya, jama’ahnya pun
bersedih karena ditinggal oleh sang ustad tercinta, terutama jama’ah ustad.
Darmo, jama’ahnya selalu memuji-muji semua ceramahnya dan nasehatnya. Pokoknya
jama’ah tak ingin kehilangan ustad. Darmo, mengenang kisah heroiknya dalam
berceramah.
Setelah
dua ustad itu di kubur, maka tak lama kemudian di panggilah ustad. Darmo dan
ustad. Gandul untuk di interview oleh Allah. Allah melihat ustad. Darmo dan
Ustad. Gandul dengan senyuman yang indah, yang belum pernah di lihat oleh
manusia bumi sekalipun. Allah berkata,” Ustad. Gandul silahkan tempati kavling
surgamu segera, temui malaikat penjaganya dan Tanya dimana kavling surga kamu
!” Ustad. Gandul pun senang bukan kepalang, sampai tawa khasnya muncul di
hadapan Allah dan Allah pun tersenyum melihat hambanya bahagia.
Ustad.
Darmo berbisik dalam hati, “ wah berarti saya juga dapat surga, ibadah saya kan
jauh lebih rajin di banding ustad. Gandul dan jama’ah saya juga jauh lebih
banyak di banding dia, pokoknya saya sudah yakin saya pasti surga”. Tak berapa
lama Allah berkata,” Ustad. Darmo silahkan ke neraka untuk mengikuti pelatihan dahulu,” , Ustad. Darmo kaget tak terkira,
lalu Ustad. Darmo bertanya,” ya Allah ya Rahman, saya selalu shalat malam,
jama’ah saya banyak dan selalu mendoakan saya, masa diri saya harus ikut
pelatihan ke neraka terlebih dahulu? Sedangkan ustad. Gandul ketika malam hanya
tidur dan tertawa saja langsung masuk surga?”.
Allah
menjawab,” ustad. Gandul memang selalu tidur, tapi dalam tidurnya beliau selalu
menangis karena takut terhadapku, sedangkan yang saya lihat darimu hanya
melakukan gerakan yang tidak sesuai dengan hatimu, ustad. Gandul sering tertawa
karena dia selalu mengingat dosanya sehingga ia selalu menertawakan dirinya
sendiri sehingga tidak merasa paling benar sendiri, sedangkan kamu merasa punya
jama’ah banyak, merasa diri kamu paling suci dan benar !”. Maka dengan wajah
lesu, ustad darmo berjalan menuju neraka, untuk di uji coba seberapa sabarkah
imannya di neraka sana.
0 komentar:
Posting Komentar