Welcome to punyahari.blogspot.com...selamat datang di punyahari.blogspot.com

Selasa, Maret 16, 2010

Hadits Sosial Keluarga

Hubungan Sosial Dengan Keluarga

‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku” [HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977 dari sahabat Ibnu ‘Abbas. Dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no: 285].
Syarah (Penjelasan) Hadits
Hadits di atas, hadits yang sangat mulia. Sebuah hadits yang menunjukkan agar manusia bersikap mulia dan berlaku jujur. Begitu pula bagi seorang suami khususnya, karena ia sebagai pemimpin dan bertanggung jawab kepada keluarga. Maka menjadi keharusan, agar kita mencerna tingkat urgensinya.
Unit sosial dasar masyarakat Islam adalah keluarga. Jika Islam dapat digambarkan  sebagai jiwa masyarakat Islam, keluarga dapat dilihat secara kiasan sebagai raganya.  Selama beribu-ribu tahun, keluarga merupakan fokus utama identitas emosional,  ekonomi, dan politik orang. Perubahan yang terjadi pada abad ke-19 dan khususnya abad  ke-20 sangat membebani unit ini, namun keluarga, bersama iman Islam, tetap sentral  tempatnya dalam kehidupan orang dari segenap kelas sosial, dalam konteks desa dan  kota, dan di segenap negara Muslim. 
Keluarga merupakan suatu unit organisasi terstruktur yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak. Suatu keluarga disebut lengkap/utuh jika terdapat ayah, ibu, dan anak. Sehingga, jika ada keluarga yang secara struktur didalamnya tidak ada ayah atau ibu atau anak, maka keluarga tersebut sudah tidak utuh lagi. Keluarga merupakan suatu kelompok sosial dan di dalam sebuah keluarga terjadi interaksi sosial antar anggota keluarga. Interaksi sosial didalam sebuah keluarga tergantung keutuhan keluarga secara struktural. Artinya, Interaksi sosial juga terjadi didalam sebuah keluarga yang secara struktural sudah tidak utuh lagi.
Dr. Dale Carnegie merumuskan enam cara untuk membangkitkan kebersamaan dan persatuan:
1. Memberikan perhatian, simpati dan empati yang tulus kepada orang lain
2. Memberikan senyuman yang jujur bagaikan mekarnya bunga di taman
3. Menyapa dengan panggilan yang menyejukkan hati
4. Menjadi pendengar yang baik dan doronglah orang lain untuk mengungkapkan isi hati dan mengalirkan gumpalan pikirannya
5. Berbicara mengenai hal-hal yang mengasyikkan orang lain
6. Berusaha membuat orang lain itu merasa bangga dan penting serta mengaguminya dengan ikhlas.
Interaksi (Interaksi) salah satu faktor yang mempengaruhi suasana ini. Jika interaksi baik, akan tercipta suasana yang akrab dan ceria. Pun sebaliknya. Lantas, bagaimanakah agar tercipta interaksi yang baik antara anggota keluarga, khususnya antara orangtua dengan anak-anak?
Satu syarat mutlak; dalam keluarga harus terdapat iklim interaksi yang kondusif. Iklim interaksi adalah kualitas pengalaman subjektif para anggota keluarga berdasarkan persepsi-persepsi atas ciri-ciri keluarga yang relatif langgeng, seperti perhatian, kepercayaan, kejujuran, keterusterangan, komitmen, dan kerjasama antara anggota keluarga.
Hanya dalam keluarga dengan iklim interaksi demikian, jati diri anak yang positif akan tumbuh dan berkembang. Seorang anak akan memiliki kepercayaan diri yang kuat, berani, mandiri, santun, dan sifat-sifat positif lainnya.
Misalkan jika anak sering disebut bodoh, nakal, malas, anak pun sangat boleh jadi akan memiliki sifat seperti itu. Banyak penelitian menunjukkan bahwa julukan yang diberikan, terutama oleh keluarga, akan menimbulkan nubuat yang dipenuhi sendiri (self-fulfilling prophecy).
Seorang anak mungkin tidak dapat mengerjakan PR matematika-nya karena ia sering disebut bodoh setiap ia melakukan kesalahan, meskipun sebenarnya kecerdasan (IQ)-nya memadai. Ketidakmampuannya itu lebih disebabkan oleh ketidakpercayaan dirinya dalam menyelesaikan soal tersebut.
Memang, fungsi utama interaksi dalam keluarga adalah fungsi sosial dengan tujuan terpenting pembentukan jati diri anak, selain fungsi-fungsi lainnya, misalnya fungsi ekspresif (untuk menyatakan perasaan) dan fungsi instrumental (untuk mencapai tujuan).

0 komentar:

Terima Kasih sudah berkunjung ke punyahari.blogspot.com