Welcome to punyahari.blogspot.com...selamat datang di punyahari.blogspot.com

Senin, Desember 14, 2009

Filsafat Islam


Asal-usul Filsafat Islam
Dalam karya-karya peneliti Barat, mayoritas mereka menggambarkan bahwa asal usul filsafat Islam berasal dari Yunani. Mungkin pendapat mereka ada benarnya jika dikaitkan dengan istilah falsafah yang dipakai untuk menyebut filsafat Islam. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa istilah falsafah merupakan derivasi dari kata philosophia yang berasal dari bahasa Yunani. Namun, memahami istilah falsafah hanya sampai di situ tidak akan memberikan manfaat apa-apa, karena meskipun terkesan hanya Arabicized bahasa Yunani, ternyata keduanya mengandung konsep yang sangat berbeda. Hal inilah yang ternyata banyak luput dari pemahaman sebagian pengkaji filsafat Islam.
Istilah falsafah sebenarnya sudah tidak bisa lagi dikaitkan dengan asalnya philosophia,  karena adanya perbedaan makna yang mendalam antara keduanya. Istilah philosophia sendiri dari sejak zaman kuno, pertengahan, dan modern juga telah mengalami perubahan makna dari konsepsi rasional, kritis dan akhirnya konsepsi positivis. Padahal itu terjadi di alam peradaban Barat sendiri yang mengaku sebagai pewaris dan kelanjutan Yunani Kuno. Apalagi dengan peradaban umat Islam yang mempunyai worldview berbeda dengan Yunani. Oleh karena itu, tidak heran jika istilah falsafah itu sudah disesuaikan dengan konsep-konsep dalam worldview Islam yang dipancarkan oleh al-Qur’an. Hal ini akan kita buktikan lebih jelas dalam pembahasan interaksi para filosof muslim dengan warisan Yunani Kuno.
Di kalangan Muslim sendiri, pada mulanya nama falsafah dipakai sebagai julukan yang diberikan kepada aktivitas ilmiyah pada akhir abad ke-8 M. yang utamanya mengkaji teks-teks Yunani. Tidak sedikit para ulama yang menolak falsafah pada masa itu, khususnya dari para fuqaha’, muhaddithun dan para ulama salaf. Hal itu tidak lain karena  adanya pertentangan konsep falsafah dengan pandangan Islam sendiri. Namun setelah proses -sebut saja- islamisasi, nama falsafah dipahami sebagai istilah umum yang dapat diterima sebagai salah satu cabang pengetahuan dalam Islam. Asal usul nama falsafah pun akhirnya tidak lagi dipermasalahkan, yang jelas falsafah dikenal sebagai ilmu tentang Wujud. Bahkan, Ibn Taimiyah yang sebelumnya menolak keras, pada akhirnya menerima falsafah, tapi dengan syarat harus berdasarkan pada akal dan berpijak pada kebenaran yang dibawa oleh para Nabi. Falsafah yang demikian, ia sebut sebagai al-Falsafah al-Shahihah atau al-Falsafah al-Haqiqiyyah. Namun beliau tetap saja menolak pemikiran Ibn Sina, al-Farabi dan Ibn Rushd yang dianggap masih bercampur dengan pemikiran Yunani.
Adannya penolakan terhadap filsafat Yunani dan kemudian diterima oleh para ulama, menunjukkan bahwa Islam telah mempunyai konsep filsafat yang bukan berasal dari Yunani. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya istilah hikmah dalam tradisi intelektual Islam. Menurut Alparslan Acikegence, konsep-konsep seminal dalam al-Qur’an tentang alam semesta, manusia, penciptaan, ilmu, etika, kebahagiaan dan lain-lainnya adalah konsep-konsep asas bagi spekulasi filosofis dalam memahami realitas dan kebenaran. Semua itu dalam tradisi intelektual Islam tergolong dalam apa yang disebut hikmah. Dari sini sangat jelas bahwa dalam Islam tradisi berpikir filosofis sudah ada sebelum berinteraksi dengan tradisi Yunnani.
Oleh karena itu, Menurut C.A. Qadir, mengaitkan filsafat Islam dengan filsafat Yunani adalah jauh dari benar. Sumber pemikiran para pemikir Muslim yang asli adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Yunani hanya memberi dorongan dan membuka jalan untuknya. Fakta bahwa Muslim berhutang pada Yunani adalah sama benarnya dengan fakta bahwa Muslim juga bertentangan dengan beberapa pemikiran filsafat Yunani. Dalam masalah Tuhan, manusia, dan alam semesta misalnya, para pemikir Muslim memiliki konsep mereka sendiri yang justru tidak terdapat dalam filsafat Yunani.


0 komentar:

Terima Kasih sudah berkunjung ke punyahari.blogspot.com