Welcome to punyahari.blogspot.com...selamat datang di punyahari.blogspot.com

Jumat, November 13, 2009

TEORI SOSIOLOGI

TEORI SOSIOLOGI
A. PENGERTIAN SOSIOLOGI
Sosiologi merupakan kajian ilmiah tentang kehidupan sosial manusia secara konvensional . Sosiologi dibagi menjadi 2 teori :Sosiologi makro adalah salah satu usaha ilmu sosiologi yang mempersembahkan segala usaha untuk mengkaji berbagai pola sosial berskala besar ,sedangkan Sosiologi mikro adalah salah satu ilmu sosiologi yang menyelidiki berbagai pala pikir dan perilaku yang muncul dalam kelompok-kelompok yang berskala kecil .
B. TEORI-TEORI SOSIOLOGI MENURUT PARA TOKOH
I. TEORI MAKROSOSIOLOGI
1. Teori Fungsionalisme
1.1. Teori Fungsionalisme Klasik
Tokoh yang mengembangkan teori ini antara lain :
a) Auguste Comte (1798-1857)
Ia seorang sarjana Perancis yang sering disebut sebagai pendiri sosiologi, menyatakan bahwa : Tiga tahap perkembangan yang dilakukan oleh masyarakat : (1) tahap teologis (theogical stage) yang diarahkan oleh nilai-nilai dialami (supernatural); (2) tahap metafisik (methaphsical stage), yakni tahap peralihan di mana kepercayaan terhadap unsur adikodrati digeser oleh prinsip-prinsip abstrak yang berperan sebagai dasar perkembangan budaya (positive or scientific stage), di mana masyarakat didukung oleh prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
b) Herbert Spencer (1820-1903)
Spencer ahli sosiologi dari Inggris melakukan perbandingan antara organisme individu dan organisme sosial dan mengamati bahwa sebagaimana halnya dengan organisme biologis, masyarakat manusia pun berkembang secara evolusioner dari bentuk sederhana ke bentuk kompleks. Dalam proses peningkatan kompleksitas dan diferensiasi ini, terjadi pula diferensiasi fungsi: terjadinya perubahan struktur disertai dengan perubahan pada fungsi.
c) Emile Durkheim
Durkheim merupakan tokoh sosiologi klasik yang secara rinci membahaskonsep fungsi dan menggunakannnya dalam analisis terhadap berbagai pokok pembahasan (fungsi pembagian kerja, mencari fungsi suatu fakta sosial dan fungsi agama).
Pemikiran- pemikirannya sangat dipengaruhi oleh asumsi-asumsi organisme seperti terlihat dalam asumsi-asumsinya sebagai berikut:
•masyarakat harus dipandang sebagai satu kesatuan yang dapat dibedakan dari bagian bagiannya namun tidak dapat dipisahkan darinya.
•bagian-bagian suatu sistim berfungsi untuk memenuhi kepentingan sistem secara menyeluruh
•kepentingan-kepentingan fungsional dipergunakan dalam arti normal dan patologis. Dengan demikian satu sistem sosial harus memenuhi kebutujannya sendiri guna mencegah keadaan abnormal
•dengan memandang sistim secara normal, patologi dan fungsional maka ada taraf atau titik tertentu dimana harmoni dapat tercapai, sehingga fungstonalisasi secara normal berproses di sekitar titik tersebut
Dari asumsi tersebut terlihat penekanan analisis yang menyeluruh dan memandang bagian-bagian mempunyai konsekuensi untuk mencapai keadaan normal dengan memenuhi persyaratan sistim. Dalam sebuah sistim pasti memiliki tujuan dan berproses pada arah itu (teologis). Teologis muncul pada taraf individual kebutuhan untuk mengekspresikan sesuatu, pada taraf kelompok kebutuhan akan solidaritas, sehingga karena ini menyebabkan masyarakat dan individu memerlukan agama.
Durkheim (Lukes, 1973:148) mengemukakan bahwa: “Ikatan solidaritas mekanik yang dijumpai pada masyarakat yang masih sederhana laksana kohesi antara benda-benda mati, sedangkan ikatan solidaritas organik yang dijumpai pada masyarakat yang kompleks laksana kohesi antara organ hidup.“
d) Ralf Dahrendorf
“Pokok fungsionalisme adalah setiap masyarakat merupakan suatu struktur unsur yang relative gigih dan stabil, mempunyai struktur unsur yang terintegrasi dengan baik, setiap unsur dalam masyarakat mempunyai fungsi yang memberikan sumbangan pada terpeliharanya masyarakat sebagai suatu sistem dan setiap struktur sosial yang berfungsi didasarkan pada konsesus mengenai nilai di kalangan para anggotanya (Dahrendorf , 1976:161 ) “
e) Turner
Turner (1978) merupakan tokoh dalam teori fungsionalisme klasik yang mengemukakan bahwa”Comte merupakan perintis pendekatan positivisme yang metode ilmiah untuk mengumpulkan data empiris”. Positivisme yang dirintis Comte mengandung ciri pengkajian fakta yang pasti, cermat, dan bermanfaat melalui pengamatan, perbandingan, eksperimen, , dan metode histories.
Untuk mendukung pandangannya bahwa sosiologi merupakan suatu ilmu, Comte meminjam alih konsep dari ilmu-ilmu biologi. Oleh sebab itu Turner menamakan pendekatan Comte dengan pendekatan organic. Dengan menggunakan analogi organisme individu untuk menjelaskan masyarakat, Comte menyamakan strutur keluarga dengan struktur unsure atau sel, kelas, atau kasta dengan jaringan dan kota atau komunitas dengan organ. Kajian terhadap “organisme sosial” ini merupakan studi terhadap statika sosisl.
1.2. Teori Fungsionalisme Modern
a) Talcott Parsons
Ia adalah tokoh sosiologi modern yang mengembangkan analisis fungsional dan secara sangat rinci menggunakannya dalam karya-karyanya. Karya yang pertama: memakai analisis fungsional dalam buku The Social System dan karya berikutnya menguraikan fungsi berbagai struktur bagi dipertahankannya sistem sosial. Sedangkan karya yang terkenal adalah kajian mengenai fungsi struktur bagi dipecahkannya lima masalah: adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi, pemeliharaan pola dan pengendalian ketegangan (Turner, 1978:51).
b) Robert K. Merton
Ia merupakan seorang tokoh sosiologi modern yang melakukan rincian lebih lanjut dalam analisis fungsional dengan memperkenalkan konsep fungsi, disfungsi, fungsi laten dan fungsi manifest. Pemahaman mengenai berbagai konsep ini perlu karena menurut Merton tokoh fungsionalisme sebelumnya hanya menitikberatkan perhatian mereka pada konsep fungsi saja dan mengabaikan konsep disfungsi dan konsep fungsi laten (Merton, 1968).

0 komentar:

Terima Kasih sudah berkunjung ke punyahari.blogspot.com