A.
Kognitif
Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak dalam rangka mengembangkan pengetahuanya tentang apa yang ia lihat, denganr, rasa, raba, denganr ataupun cium melalui panca indra yang ia dimilikinya. Kognitif berhubungan dengan intelegensi. Kognitif lebih bersifat aktif yang merupakan aktualisasi atau perwujudan dari potensi tersebut yang berupa aktivitas atau perilaku.
Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak dalam rangka mengembangkan pengetahuanya tentang apa yang ia lihat, denganr, rasa, raba, denganr ataupun cium melalui panca indra yang ia dimilikinya. Kognitif berhubungan dengan intelegensi. Kognitif lebih bersifat aktif yang merupakan aktualisasi atau perwujudan dari potensi tersebut yang berupa aktivitas atau perilaku.
Cameron
mengatakan kognitif adalah
suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai,
dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa proses kognitif berhubungan
dengan tingkat kecerdasan, ide-ide dan belajar. Dan menurut pengertian yang
lain kognitif akan sangat bergantung pada kemampuan berbahasa baik secara lisan
maupun tulisan karena bahasa adalah alat berfikir, dimana dalam berfikir
menggunakan pikiran-kognitif (Bahri, Metode Pengembangan Kognitif, 2007
: 65).
Alfred
Binet mengungkapkan
bahwa hakekat kognitif
memiliki 3 sifat : 1. Kecerdasan, 2. Kemampuan untuk mengadakan penyesuaian
dalam rangka mencapai tujuan, 3. Kemampuan untuk belajar dari kesalahan yang
telah dibuat (Hamzah
Uno. 2007. Model Pembelajaran: 95)
Berdasarkan
pendapat para ahli kognitif, bahwa kognitif itu berhubungan dengan intelegensi
dan intelegensi berkembang melalui proses waktu maka pada anak dapat di beri
kesempatan untuk mengemnbangkan daya ciptanya secara bebas, baik melalui
coretan yang mereka buat, cerita yang mereka ungkapkan serta hasil karya lainya.
Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak
mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indranya
sehingga pengetahuan yang di dapatkanya tersebut dapat berguna bagi dirinya dan
lingkunganya. Untuk itu aspek kognitif memegang peranan yang sangat penting
dalam diri seseorang, karena itu ada beberapa tokoh yang sangat memperhatikan
masalah ini antara lain ;
a. Jean Piaget
Menurut Jean Piaget,
seorang psikolog Swiss
yang hidup tahun1896-1980. Dalam Muhibbin
Syah, teorinya memberikan
banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap
perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara
lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam
representasi konsep yang berdasar pada kenyataan.
Teori ini membahas munculnya dan
diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi
lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh
cara baru dalam merepresentasikan informasi secara
mental. (Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan 2000: 41)
Piaget menggolongkan teori ini ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak
seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif
sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat
bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasidengan sendirinya
terhadap lingkungan.
Untuk pengembangan teori ini, Piaget
memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami
dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin
canggih seiring pertambahan usia: (Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan 2000:
76)
·
Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
·
Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
·
Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
·Periode
operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
b. Lev Vygostsky
Menurut Vygotsky dalam Keraf, menekankan
bahwa anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan mereka. Akan tetapi menurut
Vygotsky, fungsi-fungsi mental memiliki koneksi-koneksi sosial. Vygotsky
berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan konsep-konsep lebih sistematis,
logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan seorang penolong yang
ahli. (Keraf, 1984. Belajar dan Pembelajaran:
16)
1. Konsep Zona Perkembangan
Proksimal (ZPD)
Zona
Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang
terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan
bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut
teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual
development dan potensial development, dimana antara apakah seorang
anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak
dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman
sebaya. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat
keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri. Batas atas adalah
tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan
seorang instruktur. Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada
interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan anak.
2. Konsep Scaffolding
Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding
adalah istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk
mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang
lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak.Dialog adalah
alat yang penting dalam ZPD. Vygotsky memandang anak-anak kaya konsep tetapi
tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog, konsep-konsep tersebut dapat
dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis, logis dan rasional.
3. Bahasa dan Pemikiran
Menurut
Vygotsky, anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk komunikasi sosial,
tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan tugas. Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak
pada usia dini menggunakan bahasa unuk merencanakan, membimbing, dan memonitor
perilaku mereka. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya
berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam
pikiran-pikiran mereka sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal
dan menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat
transisi dari kemampuan bicara ekternal menjadi internal.
Dengan demikian teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian
unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami
stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan
pada proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi. (Metode Pengembangan Kognitif, 2008
)
c. Carl Witherington
Carl
Witherington mengemukakan bahwa “Kognitif”
adalah pikiran, kognitif (kecerdasan pikiran) melalui pikiran dapat digunakan
dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi untuk memecahkan masalah.
Sedangkan perkembangan kognitif (Perkembangan Mental), adalah perkembangan
pikiran. Pikiran adalah bagian dari proses berfikir dari otak. Pikiran yang
digunakan untuk mengenali, mengetahui dan memahami. (Daryanto,
2008, Metode Pengembangan Kognitif : 25)
Dari
beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Hakekat belajar menurut
teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang berkaitan dengan
penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal. Dalam
merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran
tidak lagi mekanistik sebagaimana pada teori behavioristik namun dengan
memperhitungkan kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses
belajar agar belajar lebih bermakna bagi siswa.
B.
Perkembangan Anak
1. Perkembangan Anak Usia Dini (4 -5 tahun)
1. Perkembangan Anak Usia Dini (4 -5 tahun)
Secara
garis besar terdapat 4 area perkembangan yang perlu ditingkatkan dalam kegiatan
pengembangan usia dini yaitu : perkembangan fisik, social-emosional, kognitif
dan bahasa.
Dalam
pendidikan usia dini, kegiatan pada area perkembangan fisik bertujuan agar anak
mampu mengontrol gerakan motorik kasar secara sadar dan untuk keseimbangan dan
agar anak mampu mengontrol gerakan halus. Pada area perkembangan kognitif,
kegiatan untuk merangsang kemampuan kognitif bertujuan agar dapat belajar
memecahkan masalah dan berfikir logis. Pada area perkembangan bahasa,
kegiatan yang dilakukan bertujuan agar anak mampu mendengar secara aktif dan
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa. Serta agar memahami bahwa segala
sesuatu dapat diwakili dengan tulisan dan dapat dibaca, mengetahui abjad,
menulis angka dan huruf.
2. Ciri- ciri fisik Anak usia 4- 5 tahun
Karakteristik
anak Pada usia ini, anak
mempergunakan ketrampilan gerak dasar (berlari, berjalan, melompat dan
sebagianya) sebagai bagian dalam permainan mereka. Mereka masih sangat aktif,
tetapi lebih bertujuan dan tidak terlalu mementingkan untuk bisa beraktivitas
sendiri. Biasanya mereka sudah berhasil menguasai berbagai ketrampilan baru
dengan baik, seperti merangkak maju dan mundur, dan melompat dengan satu
kaki. mereka masih menikmati belajar
hal dengan melakukannya sendiri. Kebanyakan mereka mampu memakai dan melepas
baju sendiri, mengancingkan dan melepaskan kancing baju, kecuali memakai
sepatu. Bisa melakukan kegiatan harian dengan cepat mereka bersedia mengambil
resiko untuk mencapai tujuannya.
Karakteristik
Sosial
Peningkatan
dalam permainan kelompok terjadi pada usia ini, meskipun jumlah anak dalam kelompok permainan masih
kecil, mereka mampu berkomunikasi lebih baik dengan anak lain, manambahkan
angka angka baru dengan lebih mudah dan senang. Pada usia ini anak lebih
menikmati permainan situasi “kehidupan nyata”. Anak bermain bersama dengan
saling memberi dan menerima arahan. Anak mulai mampu berbagi dan bergiliran
dengan inisiatif mereka sendiri. Anak menjadi sosialis.
Perkembangan
Emosional
Anak
usia 4- 5 tahun lebih mampu menggunakan bahasa untuk mengartikan tindakan
tindakan fisik, di dalam situasi konflik. memahami peraturan dengan lebih baik,
bahkan sering menuntut orang atau teman lain untuk matuhi aturan tersebut.
Bahkan terkadang menetapkan peraturan tersebut terhadap orang lain., meskipun
dia sendiri tidak melaksanakannya. Anak mulai mencari dukungan kepada kelompok
san teman temannya. Dia tidak lagi tergantung kepada orang lain untuk
persetujuan dan pengakuan dirinya.
Kemampuan
Kognitif
Bahasanya
telah berkembang, anak mampu menangani secara lebih efektif denagn ide idenya
melalui bahasa dan mulai mampu mendeskripsikan konsep-konsep yang lebih
abstrak. mereka menikmati kemampuannya menggunakan kata kata dan belajar
mengenai makna dan pengaruh dari kata kata tersebut. Anak dalam usia ini mulai
bertanya tentang banyak hal. Kata-kata ‘mengapa’ atau ‘bagaimana’ menjadi
sangat penting bagi mereka. Skema obyek dan pemikiran menjadi semakin
besar dan semakin banyak, ketika mereka mendapatkan pengalaman-pengalaman baru
dan mengembangkan pemikirannya. Contoh, konsep mereka mengenai waktu menjadi
semakin luas. Mereka bisa memahami hari, minggu, bahkan bulan. Hal-hal tersebut
menjadi sesuatu yang bararti bagi maereka.
3. Karakteristik Perkembangan
Kognitif Anak Umur 4-5 Tahun
1.Dapat mengenal fungsi benda dengan
benar
2.Dapat mengelompokkan benda
berdasarkan bentuk,warna,ukuran dan fungsi secara sederhana
3.Ikut dalam kegiatan membaca dengan
mengisi kata-kata atau kalimat yang kosong
4.Dapat menunjukkan dan menyebutkan
anggota tubuhnya
5.Dapat mencocokkan hingga sebelas
warna
6.Dapat memperoleh informasi tentang
sesuatu yang nyata melalui buku
7.Dapat mencoba untuk menceritakan
kembali suatu cerita berdasrkan ingatannya
8.Dapat menunjukkan bentuk
lingkaran,bujur sangkar,segitiga,persegi panjang.
0 komentar:
Posting Komentar