Welcome to punyahari.blogspot.com...selamat datang di punyahari.blogspot.com

Rabu, Mei 15, 2013

Perkembangan Kognitif Anak 4 - 5 tahun


A.    Kognitif 
 Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak dalam rangka  mengembangkan pengetahuanya tentang apa yang ia lihat, denganr, rasa, raba, denganr ataupun cium melalui panca indra yang ia dimilikinya. Kognitif berhubungan dengan intelegensi. Kognitif lebih bersifat aktif yang merupakan aktualisasi atau perwujudan dari potensi tersebut yang berupa aktivitas atau perilaku.
Cameron mengatakan kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan, ide-ide dan belajar. Dan menurut pengertian yang lain kognitif akan sangat bergantung pada kemampuan berbahasa baik secara lisan maupun tulisan karena bahasa adalah alat berfikir, dimana dalam berfikir menggunakan pikiran-kognitif (Bahri, Metode Pengembangan Kognitif, 2007 : 65).
Alfred Binet mengungkapkan bahwa hakekat kognitif memiliki 3 sifat : 1. Kecerdasan, 2. Kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan, 3. Kemampuan untuk belajar dari kesalahan yang telah dibuat (Hamzah Uno. 2007. Model Pembelajaran: 95)
Berdasarkan pendapat para ahli kognitif, bahwa kognitif itu berhubungan dengan intelegensi dan intelegensi berkembang melalui proses waktu maka pada anak dapat di beri kesempatan untuk mengemnbangkan daya ciptanya secara bebas, baik melalui coretan yang mereka buat, cerita yang mereka ungkapkan serta hasil karya lainya.
Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indranya sehingga pengetahuan yang di dapatkanya tersebut dapat berguna bagi dirinya dan lingkunganya. Untuk itu aspek kognitif memegang peranan yang sangat penting dalam diri seseorang, karena itu ada beberapa tokoh yang sangat memperhatikan masalah ini antara lain  ;
a. Jean Piaget                                       
Menurut Jean Piaget, seorang  psikolog Swiss yang hidup tahun1896-1980. Dalam Muhibbin Syah, teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan.
Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. (Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan 2000: 41)
Piaget menggolongkan teori ini ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasidengan sendirinya terhadap lingkungan.
Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia: (Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan 2000: 76)
·   Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
·   Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
·   Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
·Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
 b.  Lev Vygostsky
Menurut Vygotsky dalam Keraf, menekankan bahwa anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan mereka. Akan tetapi menurut Vygotsky, fungsi-fungsi mental memiliki koneksi-koneksi sosial. Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan konsep-konsep lebih sistematis, logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan seorang penolong yang ahli. (Keraf, 1984.  Belajar   dan   Pembelajaran: 16)  
1.      Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual development dan potensial development, dimana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri. Batas atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur. Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan anak.
2.      Konsep Scaffolding
Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak.Dialog adalah alat yang penting dalam ZPD. Vygotsky memandang anak-anak kaya konsep tetapi tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog, konsep-konsep tersebut dapat dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis, logis dan rasional.
3.  Bahasa dan Pemikiran
Menurut Vygotsky, anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan tugas. Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa unuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam pikiran-pikiran mereka sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat transisi dari kemampuan bicara ekternal menjadi internal.
Dengan demikian teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi. (Metode Pengembangan Kognitif, 2008 )
c. Carl Witherington
Carl Witherington mengemukakan bahwa “Kognitif” adalah pikiran, kognitif (kecerdasan pikiran) melalui pikiran dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi untuk memecahkan masalah. Sedangkan perkembangan kognitif (Perkembangan Mental), adalah perkembangan pikiran. Pikiran adalah bagian dari proses berfikir dari otak. Pikiran yang digunakan untuk mengenali, mengetahui dan memahami. (Daryanto, 2008, Metode Pengembangan Kognitif : 25)
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan  bahwa Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran tidak lagi mekanistik sebagaimana pada teori behavioristik namun dengan memperhitungkan kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar agar belajar lebih bermakna bagi siswa.

B. Perkembangan Anak 
1. Perkembangan Anak Usia Dini (4 -5 tahun)
Secara garis besar terdapat 4 area perkembangan yang perlu ditingkatkan dalam kegiatan pengembangan usia dini yaitu : perkembangan fisik, social-emosional, kognitif dan bahasa.
Dalam pendidikan usia dini, kegiatan pada area perkembangan fisik bertujuan agar anak mampu mengontrol gerakan motorik kasar secara sadar dan untuk keseimbangan dan agar anak mampu mengontrol gerakan halus. Pada area perkembangan kognitif, kegiatan untuk merangsang kemampuan kognitif bertujuan agar dapat belajar memecahkan masalah dan berfikir logis. Pada area perkembangan  bahasa, kegiatan yang dilakukan bertujuan agar anak mampu mendengar secara aktif dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa. Serta agar memahami bahwa segala sesuatu dapat diwakili dengan tulisan dan dapat dibaca, mengetahui abjad, menulis angka dan huruf.

2. Ciri- ciri fisik Anak usia 4- 5 tahun
Karakteristik anak Pada usia ini, anak mempergunakan ketrampilan gerak dasar (berlari, berjalan, melompat dan sebagianya) sebagai bagian dalam permainan mereka. Mereka masih sangat aktif, tetapi lebih bertujuan dan tidak terlalu mementingkan untuk bisa beraktivitas sendiri. Biasanya mereka sudah berhasil menguasai berbagai ketrampilan baru dengan  baik, seperti merangkak maju dan mundur, dan melompat dengan satu kaki. mereka masih menikmati belajar hal dengan melakukannya sendiri. Kebanyakan mereka mampu memakai dan melepas baju sendiri, mengancingkan dan melepaskan kancing baju, kecuali memakai sepatu. Bisa melakukan kegiatan harian dengan cepat mereka bersedia mengambil resiko untuk mencapai tujuannya.
Karakteristik Sosial
Peningkatan dalam permainan kelompok terjadi pada usia ini, meskipun jumlah anak dalam kelompok  permainan masih kecil, mereka mampu berkomunikasi lebih baik dengan anak lain, manambahkan angka angka baru dengan lebih mudah dan senang. Pada usia ini anak lebih menikmati permainan situasi “kehidupan nyata”. Anak bermain bersama dengan saling memberi dan menerima arahan. Anak mulai mampu berbagi dan bergiliran dengan inisiatif mereka sendiri. Anak menjadi sosialis.
Perkembangan Emosional
Anak usia 4- 5 tahun lebih mampu menggunakan bahasa untuk mengartikan tindakan tindakan fisik, di dalam situasi konflik. memahami peraturan dengan lebih baik, bahkan sering menuntut orang atau teman lain untuk matuhi aturan tersebut. Bahkan terkadang menetapkan peraturan tersebut terhadap orang lain., meskipun dia sendiri tidak melaksanakannya. Anak mulai mencari dukungan kepada kelompok san teman temannya. Dia tidak lagi tergantung kepada orang lain untuk persetujuan dan pengakuan dirinya.
Kemampuan Kognitif
Bahasanya telah berkembang, anak mampu menangani secara lebih efektif denagn ide idenya melalui bahasa dan mulai mampu mendeskripsikan konsep-konsep yang lebih abstrak. mereka menikmati kemampuannya menggunakan kata kata dan belajar mengenai makna dan pengaruh dari kata kata tersebut. Anak dalam usia ini mulai bertanya tentang banyak hal. Kata-kata ‘mengapa’ atau ‘bagaimana’ menjadi sangat penting bagi mereka. Skema obyek dan pemikiran  menjadi semakin besar dan semakin banyak, ketika mereka mendapatkan pengalaman-pengalaman baru dan mengembangkan pemikirannya. Contoh, konsep mereka mengenai waktu menjadi semakin luas. Mereka bisa memahami hari, minggu, bahkan bulan. Hal-hal tersebut menjadi sesuatu yang bararti bagi maereka.
3. Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak Umur 4-5 Tahun
1.Dapat mengenal fungsi benda dengan benar
2.Dapat mengelompokkan benda berdasarkan bentuk,warna,ukuran dan fungsi secara sederhana
3.Ikut dalam kegiatan membaca dengan mengisi kata-kata atau kalimat yang kosong
4.Dapat menunjukkan dan menyebutkan anggota tubuhnya
5.Dapat mencocokkan hingga sebelas warna
6.Dapat memperoleh informasi tentang sesuatu yang nyata melalui buku
7.Dapat mencoba untuk menceritakan kembali suatu cerita berdasrkan ingatannya
8.Dapat menunjukkan bentuk lingkaran,bujur sangkar,segitiga,persegi panjang.

0 komentar:

Terima Kasih sudah berkunjung ke punyahari.blogspot.com