Welcome to punyahari.blogspot.com...selamat datang di punyahari.blogspot.com

Jumat, April 16, 2010

KAITAN ANTARA KONFLIK DAN PERUBAHAN SOSIAL

KAITAN ANTARA KONFLIK DAN PERUBAHAN SOSIAL

Konflik adalah salah satu unsur pembawaan dan keberadaannya sangat urgen sekali dalam kerangka peningkatan kualitas kehidupan manusia. Kehidupan tidak dapat berjalan dengan tegak tanpa ada konflik. Ia sangat penting bagi manusia yang memiliki struktur tubuh yang terdiri dari akal, roh dan raga, yang masing-masing memiliki tuntutan serta keinginan yang beraneka ragam. Keinginan manusia tidak terbatas; manusia menuntut dibebaskan dari berbagai penyakit, malapetaka dan kekuatan alam agar ia dapat hidup. Mereka pun menuntut kehormatan-kehormatan lain bagi kehidupan, yang pada akhirnya justeru menghadapkan mereka pada realitas yang sangat pelik dan kompleks; Satu sisi, di hadapannya telah hadir keburukan-keburukan yang sudah menjadi hakekat alam, namun di sisi lain juga ada kebaikan-kebaikan yang bakal menghadapi keburukan itu, sehingga mereka dapat bertahan hidup sekaligus menguasainya. Tapi persoalannya, apakah mungkin manusia mengenyahkan keburukan dari kehidupan praktis? Lihat saja komunisme, yang mengaku bahwa mereka telah menyediakan sarana prasarana penghasilan demi menghindari timbulnya konflik, akan tetapi harapan mereka tak pernah terwujud selain dari usaha untuk memiliki sarana penghasilan. Di mana-mana orang komunis dituduh hendak menguasai (mendominasi) kekuasaan meskipun ia telah dididik dengan doktrin komunisme.


Oleh karena itu, Allah membekali nilai-nilai moral pada setiap makhluk dalam kepentingan-kepentingannya sendiri. Selagi konflik masih dibutuhkan oleh manusia, maka mereka pun dibekali oleh Allah dengan kemampuan untuk berkonflik, baik dalam fisik, roh maupun akalnya, dan sekaligus kemampuan untuk mencari solusinya.

Adanya kesamaan dan pertentangan untuk melahirkan sebuah perubahan sosial diantara manusia adalah sebuah keniscayaan. Hal itu selamanya tidak akan bisa dielakkan, sehingga yang perlu bagi manusia adalah bagaimana cara mereka memadukan dan mencari solusi agar konflik tersebut tidak justru menimbulkan kehancuran (kerusakan), namun sebaliknya dapat membantu manusia mewujudkan keseimbangan dan tumbuhnya pola introspeksi diri dalam sebuah komunitas masyarakat.

Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah hikmah dibalik terjadinya konflik. Dalam Islam, konflik bukanlah sebagai tujuan; ia sebagai sarana untuk memadukan antara berbagai hal yang saling bertentangan untuk membebaskan kehidupan manusia dari kepentingan individual dan dari kejelekan-kejelekan, sehingga secara berimbang mereka dapat dibawa menuju je jalan yang terang. Dalam al-Qur’an, Allah berfirman, yang artinya: “Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini.”

Dari uraian di atas, maka dapat disebutkan secara sederhana bahwa timbulnya gejala konflik dalam rangka meningkatkan taraf hidup, baik dalam skala makro maupun mikro, adalah sebuah keharusan. Selain itu, etika (akhlak) dalam mewujudkan cita-cita tersebut harus selalu diperhatikan dengan penuh antisipasi, karena dengan bekal ini pergolakan apapun dengan dorak bagaimanapun akan dapat dikendalikan dengan baik, dan dengan sendirinya akan dapat medatangkan kondisi yang lebih baik (maslahah).

0 komentar:

Terima Kasih sudah berkunjung ke punyahari.blogspot.com