Welcome to punyahari.blogspot.com...selamat datang di punyahari.blogspot.com

Senin, Oktober 26, 2009

OH GURU ? KENAPA?

OH GURU ? KENAPA?

Guru adalah sosok pahlawan tanpa tanda jasa, jerih payahnya menghasilkan seorang pemimpin bangsa. Guru memang mempunyai banyak arti dan salah satunya adalah digugu dan ditiru. Perilaku guru memang patut di tiru, tapi yang hanya boleh ditiru adalah hal yang positifnya, sedangkan yang negatif harus di buang jauh-jauh (di baca : tidak di pakai).

Akhir-akhir ini banyak kejadian yang tidak mengenakan bagi kalangan guru, guru memukul siswa, mencabuli siswa bahkan guru melakukan tindakan pencurian. Apakah guru yang sekarang sudah berubah haluan ( value riented) ? atau memang mereka sudah di didik seperti itu dari sananya (tidak mempunyai keahlian mengajar) ? salah kah system atau pendidiknya ??
Pendidik sebelum mendidik memang harus di didik, pendidik harus mempunyai etika mengajar sehingga dalam mengajar siswa merasa nyaman dalam pelajaran tersebut. Dulu seorang pendidik di ajarkan sistem humanis dalam mengajar (pada saat ki hajar dewantara) namun sekarang sistem itu berubah sangat drastis, sistem saat ini lebih mengarah kepada matrealis, radikalis dan ortodoks. Mengapa demikian?
Guru bersifat matrealis, maksudnya orientasinya bukan kepada mengajar tetapi kepada keduniaan semata, guru lebih memilih-milih mana siswa yang pintar, kaya atau cantik. Guru tidak menyamaratakan semua siswa, padahal itulah tugas guru dan guru seharusnya melihat semua dengan hati bukan nafsu, jika guru melihat dengan nafsu maka yang ada hanya berita guru memperkosa atau mencabuli muridnya, atau guru pilih kasih. Namun jika guru melihat semua dengan hati maka semua siswa akan menghargai dan menghormati guru sehingga siswa akan mengikuti apa yang guru telah ajarkan.
Guru yang radikal, hari gini masih pakai cara radikal dalam mendidik??semakin hari di televisi banyak sekali pemberitaan tentang kematian siswa. Guru menganiaya murid dengan memukul dan mereka beralasan itu adalah salah satu tehnik dalam pemberian hukuman agar siswa merasa jera terhadap perilakunya. Padahal cara mudah untuk merubah prilaku siswa yang buruk yaitu dengan cara pendekatan dari hati, untuk mengubah prilaku siswa sebaiknya anggap mereka menjadi teman. Pendekatan teman memang sangat cepat untuk merubah prilaku buruk siswa. Dengan menganggap siswa menjadi teman, maka akan ada share antara siswa dan guru, sehingga siswa tanpa malu mengungkapkan semua permasalahannya secara menyeluruh. Dari share ini mungkin cara humanis bias terangkat dan hal ini dapat mengurangi tindakan radikal guru dalam setiap penyelesaian masalah walaupun dengan alas an punishment.
Guru yang ortodoks, guru mengajarkan dengan model atau pendekatan yang standar atau biasa-biasa saja. Hal ini banyak sekali baik di sekolah negeri maupun swasta, guru masih mengajarkan model pembelajaran yang membosankan, tidak ada perkembangan dalam hal metode dan guru lebih senang menggunakan metode ceramah dan diskusi (di sajikannyapun masih kurang menarik). Guru juga lebih mengedepankan tataran kecerdasan logika, padahal banyak siswa yang mempunyai kecerdasan di luar kecerdasan logika, misalkan seperti kecerdasan spiritual, kecerdasan bahasa, kecerdasan kinetetik dan lainnya. Guru lebih mengedepankan aspek semua kecerdasan dengan metode yang menyenangkan tidak mengajarkan dengan tujuan semua harus pintar dalam 1 kecerdasan saja. Hal ini lah yang tampak dalam dunia guru saat ini, perubahan? Yupzz memang perlu di rubah. Guru harus banyak menggunakan metode yang menarik dan mengarah kepada semua aspek kecerdasan. Dengan cara inilah maka model guru akan berubah, model yang harus di ikuti oleh siswa, model yang di hormati oleh siswa, model yang menjadi acuan oleh siswa. Semoga para guru di Indonesia dapat terus meningkatkan kualitasnya dalam memahami siapa dirinya dan bagaimana dirinya bisa merasa bermakna bagi para anak didiknya.

0 komentar:

Terima Kasih sudah berkunjung ke punyahari.blogspot.com