Welcome to punyahari.blogspot.com...selamat datang di punyahari.blogspot.com

Selasa, April 21, 2009

Dimanakah Dia, Maka aku di sampingnya

Dimanakah Dia, Maka aku di sampingnya

Di sebuah perguruan tinggi yang tepat berada di bawah kaki gunung yang sejuk ada seorang wanita yang cantik, pintar, energik, murah senyum dan baik hati dan wanita tersebut bernama Dawi, ia merantau dari kota halamannya yang jauh untuk mendapatkan sebuah pengalaman hidup yang tidak mungkin akan ia dapatkan ketika ia berada di kota halamanya. Ia mencoba belajar untuk hidup mandiri, dengan penuh kebimbangan ia hanya ingin untuk mandiri dan mandiri. Ia mempunyai teman yang sangat baik Nadia namanya. Tempat kosnya pun tidak terlalu jauh dari tempat kos Dawi. Ibarat kata keduanya tidak dapat dipisahkan karena sudah lengket seperti lem super (maksudnya adik dan kakak).

Ia tinggal di kos yang jarak antara tempat kosnya dan tempat kuliahnya tidak berjauhan, dan ia tinggal di lingkungan kumuh yang mayoritas penghuni di sekeliling kosnya adalah pengangguran. Dawi biasa di ganggu oleh pengangguran daerah tersebut bahkan sampai Dawi di suruh duduk di kursi yang rusak dan ia terjatuh dan kepalanya berdarah sehingga Dawi menelpon ayahnya dan menangkap pengangguran dan di penjara selama 1 bulan. Selain itu Dawi ketika pertama kali ke kampus ia mendapatkan pengalaman hidup, bahwa tas yang ia bawa hilang, padahal di dalam tas tersebut terdapat uang, ATM, kunci kos dan Ijazah. Dawi mencari namun hasilnya nihil, setelah itu ia pulang ke kos dalam keadaan linglung dan sedih dan setelah sampai di tempat kos Dawi mendapatkan kabar lewat HP bahwa tasnya telah di temukan, dan Alhamdulillah hanya uang yang hilang selain uang benda yang lainnya masih ada di dalam tempatnya.
Dawi di kosnya memiliki mami dan papi yang baik (orang tua angkat) yang selalu membantu dia dalam keadaan sulit (pada saat di ganggu oleh para pengangguran), memberikan saran dan nasihat dan pada suatu saat Dawi di rawat di rumah sakit mami bingung tidak bertemu Dawi, dan yang ada di pikiran mami hanya khawatir. Setelah beberapa lama mami mendapat kabar bahwa Dawi di rawat di rumah sakit dan mami langsung menuju rumah sakit sana. Mami pun menangis melihat Dawi berada di rumah sakit dan mami menanyakan pembayaran rumah sakit, ternyata mami terkejut yang membayar uang rumah sakit adalah Dawi sendiri. Lalu Dawi berkata kepada mami agar jangan menghubungi Abi dan Umi di rumah, mami akhirnya menolak permintaan Dawi dan akhirnya mami menghubungi Orang tua Dawi, dan Orang tua Dawi ketika mendengar berita bahwa anak bungsunya di rawat di rumah sakit, maka saat itu pulalah orang tuanya langsung menuju rumah sakit dan memeluk Dawi dengan penuh pelukan kasih sDawing. Orang tuannya berterima kasih kepada Nadia (bestfriendnya Dawi)
Suatu saat ketika hatinya merasa gelisah, Dawi hanya terdiam tanpa kata dan gerak, merasakan kegelisahan yang tanpa tahu untuk apa ia gelisah. Ingin menangis tapi hanya kesedihan yang ia dapat, entah berapa kesedihan yang telah menyelimuti dalam kehidupan dia dan ia tidak mensyukuri dan menikmati atas kesedihan yang ia dapatkan. Sampai suatu saat ia menemukan seseorang yang bisa mengerti dan memahami tentang dirinya.
Awalnya ia berkenalan melalui HP, lama-kelamaan tanpa sadar ia mulai menceritakan pengalaman hidupnya dan ia membenci dan memarahi seseorang tersebut, tetapi seseorang yang dimarahi itu hanya terdiam, sabar dan mensyukuri apa yang di terima dari Dawi. Lalu setelah seminggu kemudian Dawi menyadari bahwa orang yang ia marahi tidak membencinya melainkan memotivasi hidupnya agar melakukan perubahan. Seseorang itu selalu mengatakan Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai kaum tersebut mau merubahnya, maka tanpa sadar pintu pikirannya mulai terbuka. Memang perubahannya tidak langsung sempurna, dikarenakan hal ini membutuhkan proses dan tahapan, Alhamdulillah Dawi pun sabar dan tetap tekun mempelajari ilmu kehidupan tersebut.
Seseorang tersebut memberikan pembelajaran hidup untuk Dawi, memang awalnya ia menolak untuk melakukan pembelajaran hidup tersebut. Dan Dawi hanya terus marah kepada seseorang yang memberikan pembelajaran itu. Seseorang tersebut tidak akan menyerah untuk merubah karakter dan kehidupan Dawi. Seseorang itu mengajarkannya bersedekah, shalat 5 waktu, jangan marah dan selalu senyum. Dan akhirnya Dawi pun melakukannya dengan senang hati walaupun ada rasa malas yang selalu ada di dalam hatinya.
Pembelajaran itu sudah dilakukannya kurang lebih selama 1 bulan. Ia mengalami perubahan karakter secara bertahap dan lebih mengharagai kehidupan, awalnya ia sering menangis sekarang ia terus tersenyum, awalnya egois sekarang Dawi bisa mengatur emosinya, awalnya ia malu sekarang Dawi mulai percaya diri terhadap kemampuannya. Dan perubahan tersebut sangat menyenangkan untuk Dawi, dan seseorang tersebut terus memberikan pengalamannya tanpa lelah dan penuh kesabaran untuk Dawi. Dawi selalu mengingat pesan seseorang yang memberikan pembelajaran untuknya, dan Dawi sendiri suka mengatakan kalau berpikiran positif maka hasilnya akan positif.
Pada hari kamis Dawi merasakan kesedihan dan ia tidak ingin rasa sedihnya di lihat oleh temannya dan ia mencoba menenangkan diri dengan pergi ke alun-alun yang ada di kota tersebut. Lalu ia menemukan 2 pengemis yang masih kecil dan mengobrol dengan pengemis tersebut. Di antara percakapan tersebut Dawi mengatakan,” Kenapa kalian tidak bersedih ketika hidup kekurangan ?” Pengemis itu pun menjawab ,” Teh Dawi kita syukuri aja yang diberikan oleh Allah, buat apa kita pusing-pusing dan sedih, lebih baik kita senyum”. Mendengar jawaban tersebut hati Dawi merasa terenyuh dan menangis. Dia berbicara di dalam hatinya “Mengapa anak kecil ini bisa mensyukuri, kenapa tidak bersedih dengan hidup kekurangan”. Dan pada hari itu juga Dawi membawa anak itu untuk menginap di tempat Kos yang ia tempati. Anak pengemis itu merasa bahagia karena masih ada orang yang menyDawingi dirinya dan mau membantu meringankan hidupnya. Kedua pengemis cilik itu menginap dan merasakan empuknya kasur tidur dan bisa bermain dengan boneka-boneka Dawi (yang salah satu boneka bernama inem). Pengemis cilik tersebut senang sekali tidur di kasur dan bermain boneka, mereka sering bertanya kepada Dawi hal-hal yang tidak mereka ketahui dan Dawi pun menjawab dengan penuh antusias dan penuh senyum.
Ketika pagi menjelang anak tersebut bergegas pergi meninggalkan kos Dawi dengan penuh bahagia dan Dawi mengantar pengemis cilik itu kembali ke rumahnya dan sampai di tulis cerita ini Dawi merasa rindu terhadap pengemis cilik tersebut namun itulah taqdir Tuhan, Dawi mencari ke alun-alun dia sudah jarang kelihatan di sana. Penulis berdoa Semoga Allah memberikan jalan agar Dawi dapat bertemu dengan pengemis cilik tersebut.
Pada hari minggu pagi Dawi biasa berjoging ria untuk melihat keindahan ciptaan Allah di pagi hari, rute joging yang di lalui Dawi ada 2 yaitu rute ke kampus dan rute menuju majalang, Dawi biasa melakukan joging setiap pagi atau setelah shalat subuh. Setelah ia melakukan joging, Dawi bersiap-siap untuk mengajarkan sebagian ilmunya di mushala dan ia biasa mengajarkan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan ia setiap mau melakuka pekerjaan pagi jarang dia untuk melakukan sarapan nasi, Dawi lebih senang memakan buah-buahan. Maksud dia agar tidak gemuk dan mudah terkena penyakit. Dawi sengaja membentuk KORCIL untuk membantu anak-anak di sekeliling tempat kos Dawi agar mereka mau belajar dan menambah pengetahuannya.
Dawi selalu memberikan yang terbaik pada saat ia mengajar, dapat membuat sipembelajar merasa nyaman berada di dekatnya, dapat membuat suasana kelas menjadi hidup dan penuh dengan senyum dan tawa anak-anak. Dia tidak pernah merasa lelah yang ada pada hatinya, “Saya senang telah membuat suasana menjadi nyaman dan anak-anak bisa tersenyum”. Ternyata setelah di selidiki Dawi punya kemampuan sosialisasi yang sangat bagus, mempunyai sense of humor (rasa humor) dan yang paling penting adalah sering senyum. Sampai-sampai tidak bisa di hitung jumlah senyum yang dilakukan oleh Dawi.
Seperti biasanya di dalam kehidupan setiap ada kesenangan maka ada kesedihan, hal ini terjadi ketika setelah shalat jum’at Dawi kembali ke kosnya (hari sebelumnya ia menginap di kos temannya) dan ia terkejut dan sedih, Dawi telah kehilangan uang berjumlah empat ratus ribu rupiah, ia marah dan hari itu juga ia menelpon seseorang yang memberi dia ilmu dan ia menelpon penuh rasa marah, sedih, kesal bercampur menjadi satu. Tapi seseorang tersebut berkata kepada Dawi bahwa kehidupan Dawi sedang di uji oleh Allah dan Allah tidak tidur dan Allah telah menciptakan rizki kepada semua makhluknya. Setelah itu ia menyadarinya bahwa Allah tidak tidur dan Dawi mendapatkan rizki dari temannya sejumlah lima puluh ribu rupiah. Dan ia mengirim SMS “A Allah memang tidak tidur, terima kasih a”. Setelah kejadian ini maka Dawi telah mendapatkan pembelajaran (pengalaman) yang sangat berharga. Sekarang Dawi mulai berhati-hati di dalam menjaga barangnya. Setelah itu Dawi memberikan lagu untuk seseorang yang memberikan pembelajaran, liriknya yaitu

Allah ku cinta dia
Ku sayang dia
Ku ingin hidup bersamanya
Allah jadikan dia perlipur lara di setiap suka maupun duka
Karena dia kekasih ku tercinta
Setiap habis shalat subuh Dawi menelpon orang tersebut untuk belajar dan Dawi belum mengetahui perasaan seseorang tersebut setelah menerima telponnya. Dawi sering sharing dan curhat, terkadang bercanda, nyanyi dan marah-marah, semuanya lengkap dalam satu telpon. Seseorang tersebut mengharapkan agar Dawi selalu menelponnya, tanpa merasa bosan dan jenuh sehingga akan terbentuknya tali silaturahim dan kasih sayang.
Dawi terkadang suka bertanya kepada seseorang tersebut, ‘Sebenernya kelebihan Dawi itu apa?’ Seseorang itu menjawab,’ Dawi kamu mempunyai komunikasi yang sangat baik kepada semua orang baik anak kecil mauapun orang tua, Dawi kamu itu mempunya daya analisis yang baik dan kamu tidak sadar bahwa kamu punya keahlian tersebut, Dawi kamu tidak suka memperlihatkan kesedihan kepada orang lain dan kamu selalu memperlihatkan senyum kamu kepada orang lain, Dawi kamu suka memberikan yang terbaik berupa materi kepada anak-anak dan orang tua yang tinggal di sekeliling kos kamu, Dawi kamu mempunyai idealisme yang kuat sehingga butuh argumentasi yang sangat kuat untuk meyakinkan kamu, Dawi kamu tidak pernah memandang seseorang dari luar melainkan dari hati, Dawi kamu mempunyai kecerdasan musikal yang belum tentu orang lain bisa.’ Jadilah diri kamu sendiri dan janganlah kamu menjadi seseorang yang tidak kamu ingini. Ketika di sebutkan kelebihannya Dawi mulai semangat dan semangatnya itu seperti semangat perjuangan 45.
Dawi memang wanita yang sulit di tebak, butuh analisa yang baik untuk mengetahui tentang Dawi, sekarang Dawi sedang mencari jati dirinya, mencari dan terus mencari, disertai bimbingan seseorang yang selalu memperhatikan perkembangan dia dari waktu ke waktu dengan penuh rasa sabar dan ikhlas.
Pembaca yang budiman memang Dawi orang yang sangat mengejutkan sampai-sampai seseorang yang membimbingnya di buat dia bingung dan sedih. Ceritanya pada suatu hari tepatnya hari Jum’at 17 april Dawi berkeinginan untuk pindah kuliah ke Jatim yang lebih tepatnya ke Ponpes Gontor dengan alasan mau belajar bahasa, sehingga seseorang tersebut merasakan perasaan sedih saat kehilangan dia. Seseorang tersebut mulai mengagumi dia dan timbulah rasa sayang dan cinta, tapi setelah ia mendengar cerita dari Dawi bahwa ia akan ke gontor maka ia menangis di hatinya. Sehingga seseorang tersebut perlu menemuinya di kota tempat ia kuliah dan seseorang tersebut memberikan pengalaman dan sharing kepada Dawi agar ia mengurungkan niatnya untuk pergi ke Gontor.

..........bersambung...........

Bagaiaman kisah selanjutnya di harapkan para pembaca tetap menunggu kisah ini, jangan sampai ketinggalan kelanjutannya karena ini adalah kisah nyata dan penuh dengan pembelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ini.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

okeee.....di tunggu ni kisah selanjtnyaaa....

Terima Kasih sudah berkunjung ke punyahari.blogspot.com