Al-Qur'an merupakan firman Allah yang selanjutnya dijadikan pedoman hidup (way of life) kaum muslim yang tidak ada lagi keraguan di dalamnya. Di dalamnya terkandung ajaran-ajaran pokok (prinsip dasar) menyangkut segala aspek kehidupan manusia yang selanjutnya dapat dikembangkan sesuai dengan nalar masing-masing bangsa dan kapanpun masanya dan hadir secara fungsional memecahkan problem kemanusiaan. Salah satu permasalah yang tidak sepi dari perbincangan umat adalah masalah pendidikan yaitu belajar.
Dalam al-Qur'an sendiri telah memberi isyarat bahwa permasalahan belajar sangat penting, jika al-Qur'an dikaji lebih mendalam maka kita akan menemukan beberapa prinsip dasar belajar, yang selanjutnya bisa kita jadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu. Ada beberapa indikasi yang terdapat dalam al-Qur'an yang berkaitan dengan pembelajaran antara lain; Menghormati akal manusia, bimbingan ilmiah, fitrah manusia, penggunaan cerita (kisah) untuk tujuan pendidikan dan memelihara keperluan sosial masyarakat . Di dalam quran kata belajar terbagi dalam 4 kata yaitu tabligh (balagha), dakwah (da’a), ta’dib dan ta’lim.
1. Tabligh
Kata Balagha di dalam quran terdapat 9 ayat, ayat Madaniyah terdapat 5 ayat sedangkan ayat Makiyah terdapat 4 ayat. Ayat-ayat tersebut adalah
SURAT
AYAT
MAKI / MADI
Al-An’am
19
Mekah
Yusuf
22
Mekah
Kahfi
86, 90 dan 93
Madinah
Nur
59
Madinah
Qashash
14
Mekah
Ash-Shafat
102
Mekah
Ahqaf
15
Madinah
Ayat yang menerangkan tentang tabligh terbagi menjadi dua fase yaitu, fase Mekkah dan fase Madinah. Perbedaan fase ini di dalam penyampaian tabligh (pembelajaran), fase mekkah baru mengajak kepada jalan qur’an, namun di dalam ayat madinah sudah ke dalam penanaman ke hati (akal) manusia. Hal ini dapat dilihat pada ayat di bawah ini :
“Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur'an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui". Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)"(QS. Al-An’am : 19)
Jalalain mengatakan bahwa seluruh manusia dan jin telah diberikan pembelajaran berupa qur’an, oleh karena itu janganlah manusia dan jin keluar dari qur’an karena jika keluar maka telah ingkar terhadap Allah.1
Ayat ini diturunkan di Mekah dan Muhammad SAW. bermaksud mengajak kepada penduduk mekah yang mayoritas di huni oleh yahudi. Ajakan Muhammad menuju kepada jalan qur’an yaitu jalan yang penuh dengan kebaikan karena sebelumnya penduduk mekah banyak melakukan kesalahan dalam social-budaya (membunuh anak wanita) dan dalam agama (menyembah berhala).
“Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: "Hai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka"(Al-Kahfi : 86)
Jalalain mengatakan bahwa, Allah telah memberikan aturan kepada zulqarnaen di dalam pemahaman agamanya dan menyampaikannya kepada umatnya lalu bila ada sebagian umatnya yang melakukan pelanggaran terhadap agamanya maka ia akan di berikan hukuman yang keras.2
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Taala menceritakan dalam ayat-ayat ini berkenaan dengan peristiwa perjalanan dakwah (balagha) Zulkarnain apabila tiba di tempat ke arah matahari terbenam (barat) dan ke arah matahari naik (timur) Juga disebutkan juga peristiwa yang berlaku di tengah-tengah kedua tempat tersebut (timur dan barat). Zulkarnain bermaksud mengajak masyarakat timur dan barat menuju jalan kebaikan, yaitu jalan menuju ketauhidan. Bila kaum tersebut mengikuti jalan kebaikan maka mendapatkan hal yang baik jika tidak mengikuti maka ia akan menjadi orang yang sesat. Hal ini senada dengan surat Kahfi ayat 90.
“Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,” (Al-Kahfi : 90)3
Sehingga yang mengikuti kebaikan mendapatkan sesuatu pencerahan di dalam hatinya berupa ketauhidan kepada Allah SWT, perubahan prilaku dan kecerdasan berdasarkan pengalaman mereka serta mereka medapatkan rasa aman ketika memenuhi ajakan zulkarnain. Hal ini sama halnya dengan belajar, belajar adalah “suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”. Sehingga manfaat dari mubaligh dan yang di ajak mubaligh yaitu :
1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;
2. Adanya sifat kreatif dalam mengajak seseorang untuk mengikuti kebaikan;
3. Obyek mendapatkan rasa aman ketika ia di ajak dalam ayat tersebut;
4. Obyek mendapatkan ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar.
Dari uraian di atas, maka kalau dirangkum dan ditinjau secara umum, maka tujuan Tabligh (balagha) itu ada tiga yaitu:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini di tandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
2. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan itu memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan.
3. Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi, semua itu lebih cenderung pada faktor lingkungan dan keluarga (dalam arti tergantung pada keadaan).
1 Jalaludin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain.hal.515.
2 Ibid. Tafsir Jalalain Jilid 2 .hal. 35.
3 Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid .hal.156.
Dalam al-Qur'an sendiri telah memberi isyarat bahwa permasalahan belajar sangat penting, jika al-Qur'an dikaji lebih mendalam maka kita akan menemukan beberapa prinsip dasar belajar, yang selanjutnya bisa kita jadikan inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang bermutu. Ada beberapa indikasi yang terdapat dalam al-Qur'an yang berkaitan dengan pembelajaran antara lain; Menghormati akal manusia, bimbingan ilmiah, fitrah manusia, penggunaan cerita (kisah) untuk tujuan pendidikan dan memelihara keperluan sosial masyarakat . Di dalam quran kata belajar terbagi dalam 4 kata yaitu tabligh (balagha), dakwah (da’a), ta’dib dan ta’lim.
1. Tabligh
Kata Balagha di dalam quran terdapat 9 ayat, ayat Madaniyah terdapat 5 ayat sedangkan ayat Makiyah terdapat 4 ayat. Ayat-ayat tersebut adalah
SURAT
AYAT
MAKI / MADI
Al-An’am
19
Mekah
Yusuf
22
Mekah
Kahfi
86, 90 dan 93
Madinah
Nur
59
Madinah
Qashash
14
Mekah
Ash-Shafat
102
Mekah
Ahqaf
15
Madinah
Ayat yang menerangkan tentang tabligh terbagi menjadi dua fase yaitu, fase Mekkah dan fase Madinah. Perbedaan fase ini di dalam penyampaian tabligh (pembelajaran), fase mekkah baru mengajak kepada jalan qur’an, namun di dalam ayat madinah sudah ke dalam penanaman ke hati (akal) manusia. Hal ini dapat dilihat pada ayat di bawah ini :
“Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah: "Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur'an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak mengakui". Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)"(QS. Al-An’am : 19)
Jalalain mengatakan bahwa seluruh manusia dan jin telah diberikan pembelajaran berupa qur’an, oleh karena itu janganlah manusia dan jin keluar dari qur’an karena jika keluar maka telah ingkar terhadap Allah.1
Ayat ini diturunkan di Mekah dan Muhammad SAW. bermaksud mengajak kepada penduduk mekah yang mayoritas di huni oleh yahudi. Ajakan Muhammad menuju kepada jalan qur’an yaitu jalan yang penuh dengan kebaikan karena sebelumnya penduduk mekah banyak melakukan kesalahan dalam social-budaya (membunuh anak wanita) dan dalam agama (menyembah berhala).
“Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: "Hai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka"(Al-Kahfi : 86)
Jalalain mengatakan bahwa, Allah telah memberikan aturan kepada zulqarnaen di dalam pemahaman agamanya dan menyampaikannya kepada umatnya lalu bila ada sebagian umatnya yang melakukan pelanggaran terhadap agamanya maka ia akan di berikan hukuman yang keras.2
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Taala menceritakan dalam ayat-ayat ini berkenaan dengan peristiwa perjalanan dakwah (balagha) Zulkarnain apabila tiba di tempat ke arah matahari terbenam (barat) dan ke arah matahari naik (timur) Juga disebutkan juga peristiwa yang berlaku di tengah-tengah kedua tempat tersebut (timur dan barat). Zulkarnain bermaksud mengajak masyarakat timur dan barat menuju jalan kebaikan, yaitu jalan menuju ketauhidan. Bila kaum tersebut mengikuti jalan kebaikan maka mendapatkan hal yang baik jika tidak mengikuti maka ia akan menjadi orang yang sesat. Hal ini senada dengan surat Kahfi ayat 90.
“Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,” (Al-Kahfi : 90)3
Sehingga yang mengikuti kebaikan mendapatkan sesuatu pencerahan di dalam hatinya berupa ketauhidan kepada Allah SWT, perubahan prilaku dan kecerdasan berdasarkan pengalaman mereka serta mereka medapatkan rasa aman ketika memenuhi ajakan zulkarnain. Hal ini sama halnya dengan belajar, belajar adalah “suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”. Sehingga manfaat dari mubaligh dan yang di ajak mubaligh yaitu :
1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;
2. Adanya sifat kreatif dalam mengajak seseorang untuk mengikuti kebaikan;
3. Obyek mendapatkan rasa aman ketika ia di ajak dalam ayat tersebut;
4. Obyek mendapatkan ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar.
Dari uraian di atas, maka kalau dirangkum dan ditinjau secara umum, maka tujuan Tabligh (balagha) itu ada tiga yaitu:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini di tandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
2. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan itu memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan.
3. Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi, semua itu lebih cenderung pada faktor lingkungan dan keluarga (dalam arti tergantung pada keadaan).
1 Jalaludin As-Suyuthi, Tafsir Jalalain.hal.515.
2 Ibid. Tafsir Jalalain Jilid 2 .hal. 35.
3 Hamka, Tafsir Al-Azhar jilid .hal.156.
0 komentar:
Posting Komentar