انْطَلَقَ النَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُوْ بَكْرٍ إِلَى الْغَارِ، فَدَخَلاَ فِيْهِ فَجَاءَتِ الْعَنْكَبُوْتُ فَنَسَجَتْ عَلَى بَابِ الْغَارِ وَجَاءَتْ قُرَيْشٌ يَطْلُبُوْنَ النَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَ كَانُوْا إِذَا رَأَوْا عَلَى بَابِ الْغَارِ نَسْجُ الْعَنْكَبُوْتِ قَالُوا لَمْ يَدْخُلْهُ أَحَدٌ وَكَانَ النَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا يُصَلِّى وَأَبُوْ بَكْرٍ يَرْتَقِبُ فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ لِلنَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِدَاكَ أَبِي وَأُمِّي هَؤُلاَءِ قَوْمُكَ يَطْلُبُوْنَكَ أَمَّا وَاللهِ مَا عَلَى نَفْسِي أَبْكِي وَلَكِنْ مُخَافَةً أَنِ أَرَى فِيْكَ مَا أَكْرَهُ فَقَالَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللهَ مَعَنَا
Nabi bersama Abu Bakar berangkat ke gua, lalu mereka memasukinya. Datanglah laba-laba membuat sarang di mulut gua. Kemudian datanglah serombongan kaum Quraisy yang mencari jejak Nabi saw. Ketika mereka dapati ada sarang laba-laba di mulut gua mereka berkata; Pasti tidak ada seorang pun yang memasuki gua ini. Padahal ketika itu Nabi saw salat, sedang Abu Bakar menungguinya. Abu Bakar berkata; Kukorbankan ayah dan ibuku untukmu, mereka itu kaummu yang hendak membunuhmu. Demi Allah tidaklah aku ini menangis karna diriku, akan tetapi karena takut akan menimpamu apa yang tidak aku sukai. Rasulullah saw menjawab; Jangan engkau takut, sesungguhnya Allah bersama kita.
Hadis ini dla’if. adl-Dla’ifah, 1129; at-Tahdits bima Qila laa Yashihhu fih al-Hadits, Bakr Abu Zaid, 214
إِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّماً
Aku diutus untuk menjadi pengajar
al-Iraqi mengatakan; Sanad hadis ini dla’if. Al-Albani mengatakan; Hadis ini dla’if. Takhrij al-Ihya’, 1:11; adl-Dla’ifah:11
أَوْحَى اللهُ إِلَى الدُّنْيَا أَنِ اخْدَمِيْ مَنْ خَدَمَنِيْ وَأَتْعِبِيْ مَنْ خَدَمَكِ
Allah mewahyukan kepada dunia: “Berkhidmat (layani) lah orang yang melayani (berkhidmat kepada)-Ku, dan sengsarakanlah orang yang melayani (berkhidmat kepada)mu”
al-Albani mengatakan; Hadis ini maudlu’ (palsu). Tanzih asy-Syari’ah, al-Kannani (2:303). Al-Fawaid al-Majmu’ah, asy-Syaukani; 712, adl-Dla’ifah;12
أَوْصَانِي جِبْرَائِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِالْجَارِ إِلَى أَرْبَعِيْنَ دَارًا عَشْرَةٌ مِنْ هَا هُنَا، وَعَشْرَةٌ مِنْ هَا هُنَا ، وَعَشْرَةٌ مِنْ هَا هُنَا ، وَعَشْرَةٌ مِنْ هَا هُنَا
Jibril mewasiatkan kepadaku bahwa tetangga itu sampai 40 rumah, 10 dari arah sana, 10 dari arah sana, 10 dari arah sana, dan 10 dari arah sana
Hadis ini dla’if. Kasyful Khafa’, 1:1054; Takhrij al-Ihya’, 2:232; al-Maqashid al-Hasanah, as-Sakhawi, 170.
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدِ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
Hati-hatilah kalian terhadap iri (hasad), karena iri itu akan dapat memakan kebaikan seperti api memakan (membakar) kayu
Hadis dla’if. At-Tarikh al-Kabir, 1:272; Mukhtashar Sunan Abi Dawud, al-Mundziri,7:226
إِيَّاكُمْ وَخَضْرَاءُ الدِّمَنِ فَقِيْلَ مَا خَضْرَاءُ الدِّمَنِ؟ قَالَ الْمَرْأَةُ الْحُسَنَاءُ فِي الْمَنْبَتِ السُّوْءِ
Berhati-hatilah kalian terhadap Khadra’ ad-Diman (hijaunya kotoran ternak), Rasulullah ditanya, apakah khadra’ ad-diman itu? Beliau bersabda; Perempuan yang baik di lingkungan yang buruk.
Al-Iraqi berkata; Hadis ini dla’if, dan juga didla’ifkan oleh Ibnu al-Mulqin. Al-Albani berkata; Hadis ini dla’if jiddan (lemah sekali). Takhrij al-Ihya’ (2:42), adl-Dla’ifah:14
اْلاِيْمَانُ عُرْيَانٌ فَلِبَاسُهُ التَقْوَى وَزِيْنَتُهُ الْحَيَاءُ وَثَمْرَتُهُ الْعِلْمُ
Iman itu telanjang, pakaiannya adalah taqwa, perhiasan-nya adalah malu dan buahnya adalah ilmu.
Hadis ini palsu, Kasyf al-Khafa’, 27.
اْلإِيْمَانُ عَقْدٌ بِالْقَلْبِ وَإِقْرَارٌ بِاللِّسَانِ وَعَمَلٌ بِاْلأَرْكَانِ
Iman adalah keyakinan di dalam hati, pernyataan dengan lisan dan perbuatan dengan anggota badan
Hadis ini palsu. Al-Mashnu’, Ali al-Qari, 72; Kasyf al-Khafa’, 1:22
اْلإِيْمَانُ يَزِيْدُ وَيَنْقُصُ
Iman itu bisa bertambah dan berkurang
Bukan hadis Rasululah, tetapi kata-kata yang disepakati (ijma’) oleh ulama’ salaf. al-Manar al-Munif, 119; Kasyf al-Khafa’, 25; Mizan al-I’tidal, 6:304.
بَادِرُوْا بِالأَعْمَالِ سَبْعاً، هَلْ تَنْتَظِرُوْنَ إِلاََّ مَرَضاً مُفْسِداً وَهَرَماً مُفَنَّداً أَوْ غِنًى مُطْغِيّاً أَوْ فَقْراً مُنْسِيّاً أًوْ مَوْتاً مُجَهَّزاً أَوْ الدَّجَّالَ فشر غائب يُنْتَظَرُ أَوِ السَّاعَةَ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمُرُّ
Bersegeralah melakukan amal shalih sebelum datangnya 7 hal, apakah kalian menanti penyakit yang merusak, ketuaan yang renta, kaya yang menyebabkan berlebih-lebihan, kefakiran yang membuat lupa, kematian yang terasa cepat datangnya, dajjal yang merupakan kejaha-tan yang dinantikan, atau kiamat. Padahal kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.
Hadis ini dla’if. Dzakhiratu al-Huffadh, Ibnu Thahir, 2:2313; adl-Dla’ifah, 1666
الْبِرُّ لاَ يْبْلَى وَاْلإِثْمُ لاَ يُنْسَى وَالدَيَّانُ لاَ يَنَامُ فَكُنْ كَمَا شِئْتَ كَمَا تَدِيْنُ تُدَانُ
Kebajikan itu tak akan musnah, dosa itu tak akan terlupakan, dan yang membuat perhitungan tak akan tidur. Maka jadilah kamu seperti yang kau inginkan, karena seperti apa yang kau perbuat demikianlah kau akan diberi balasan
Hadis ini dla’if. Al-Kasyf al-Ilahi, ath-Tharablusi, 681; al-Lu’lu’ al-Marshu’, 414.
التَّائِبُ حَبِيْبُ اللهِ
Orang yang bertaubat adalah kekasih Allah
Hadis ni tidak ada asalnya, al-Ahadits allati laa ashla laha fi al-Ihya’, as-Subki, 356; adl-Dla’ifah, 95
تَحِيَّةُ الْبَيْتِ الطَّوَافُ
Penghormatan kepada Baitullah (ka’bah) adalah thawaf
Hadis ini tidak ada asalnya. Al-Asrar al-Marfu’ah, 130; al-Lu’lu’ al-Marshu’, 143; al-Maudlu’at ash-Shughra, al-Qari, 88.
تَخْرُجُ الدَّابَةُ مَعَهَا عَصَا مُوْسَى وَخَاتَمُ سُلَيْمَانَ فَتَجَلُّوا وَجْهَ الْمُؤْمِنِ بِالْعَصَا وَتَخْتَمُّ أَنْفَ الْكَافِرِ بِالْخَاتَمِ حَتَّى اَنَّ أَهْلَ الْخَوَانِ لَيَجْتَمِعُوْنَ فَيَقُوْلُ هَذَا يَا مُؤْمِن وَيَقُوْلُ هَذَا يَا كَافِر
ad-Dabbah (hewan melata sebagai tanda datangnya kiamat) akan keluar dengan membawa tongkatnya nabi Musa as. Dan cincin Nabi Sulaiman, lalu mereka menghilangkan kesedihan dari wajah orang mukmin dengan tongkat Nabi Musa, dan membinasakan orang kafir dengan cincin Nabi Sulaiman sehingga tukang makan pun berkumpul di depan hidangan dan berkata satu golongan; Wahai mu’min, dan ia berkata golongan lainnya; Wahai kafir
Hadis ini munkar. Adl-Dla’ifah, 1108
تَوَسَّلُوْا بِجَاهِيْ ، فَإِنَّ جَاهِي عِنْدَ اللهِ عَظِيْمٌ
Berperantaralah (bertawassul) kalian dengan kedudu-kanku, karena sesungguhnya kedudukanku di sisi Allah sangat agung
Ibnu Taimiyah dan al-Albani mengatakan, hadis ini tidak ada asalnya. Iqtidla’ ash-Shirat al-Mustaqim, Ibnu Taimiyah, 2:415; adl-Dla’ifah, 22
تَزَوَّجُوْا وَلاَ تُطَلِّقُوْا، فَإِنَّ الطَّلاَقَ يَهْتَزُّ لَهُ الْعَرْش
Menikahlah kalian dan jangan kalian bercerai, karena perceraian itu akan menggoncangkan arsy
Hadis ini maudlu’. Tartib al-Maudlu’at, 694; al-Maudlu’at, ash-Shaghani, 97; Tanzih asy-Syari’ah, 2:202.
تُعَادُ الصَّلاَةُ مِنْ قَدْرِ الدِّرْهَمِ مِنَ الدَّمِ
Shalat harus diulang karena adanya darah seukuran satu dirham (menempel pada anggota badan/pakaian)
Hadis ini maudlu’. Dli’af ad-Daruquthni, al-Ghassani, 353; al-Asrar al-Marfu’ah, 138; al-Maudlu’at, Ibnu al-Jauzi, 2:76.
حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيْئَةٍ
Cinta dunia adalah pokok segala kesalahan
Hadis maudlu’ (palsu). Ahadits al-Qashash, Ibnu Taimiyah, 7; al-Asrar al-Marfuah, 1:163; Tadzkiratu al-Maudlu’at, 173, Kasf al-Khafa’, 1099.
حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ اْلإِيْمَانِ
Cinta tanah air sebagian dari iman
Hadis ini tidak ada asalnya, adl-Dla’ifah, 36; Kasyf al-Khafa’, 1102; al-Mashnu’, Ali al-Qari, 1:91.
الْحَجَرُ اْلأَسْوَدُ يَمِيْنُ اللهِ فِي اْلأَرْضِ يُصَافِحُ بِهَا عِبَادَهُ
Hajar aswad adalah tangan kanan Allah di muka bumi, dengannya Allah menjabat tangan hamba-hamba-Nya
Hadis ini maudlu’. Tarikh al-Baghdad, al-Khathib, 6:328; al-Ilal al-Mutanahiyah, 2:944; adl-Dla’ifah, 223.
الْحَدِيْثُ فِي الْمَسْجِدِ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ الْبَهَائِمِ الْحَشِيْشَ (وفي لفظ( الْحَدِيْثُ فِي الْمَسْجِدِ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
Bercakap-cakap di masjid itu akan memakan kebaikan seperti binatang ternak memakan rumput, dalam riwayat lain dikatakan, Bercakap-cakap di masjid itu akan memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar,
Al-Hafidz al-Iraqi berkata; Aku belum menemukan sumbernya. Abdul Wahab bin Taqiyuddin as-Subki mengatakan; Aku tidak mendapatkan sanadnya. Al-Albani mengatakan; Hadis ini tidak ada asalnya. Takhrij al-Ihya’ (1:136), Thabaqat asy-Syafi’iyah oleh as-Subki (4:145), adl-Dla’ifah (4).
الْحِكْمَةُ ضَالَّةُ كُلِّ حَكِيْمٍ ، فَإِذَا وَجَدَهَا فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا
Hikmah (ilmu pengetahuan) itu adalah barang hilang dari seorang yang hakim (bijaksana), maka apabila ia mendapatkannya maka ia adalah orang yang lebih berhak terhadapnya.
Hadis ini Dla’if. al-’Ilal al-Mutanahiyah, Ibnu al-Jauzi, 1:96; Sunan at-Tirmidzi, 5:51
خَيْرُ اْلأَسْمَاءِ مَا عُبِّدَ وَمَا حُـمِّدَ
Sebaik-baik nama adalah yang menghamba (mengguna-kan kata ‘Abdu) dan yang memuji (menggunakan kata Ahmad)
Maudlu’. Al-Asrar al-Marfu’ah, 192; al-Lu’lu’ al-Marshu’, 189; an-Nakhbah, 117
الْخَيْرُ فِيَّ وَفِي أُمَّتِي إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Kebaikan yang ada padaku dan pada ummatku (terung berlangsung) hingga hari kiamat kelak.
Ibnu Hajar mengatakan; Aku tidak mengetahui hadis seperti ini, al-Maqashid al-hasanah, as-Sakhawi, h. 208; Tadzkiratu al-Mudlu’at, al-Futni, 68; al-Asrar al-Marfu’ah fi al-Akhbar al-Maudlu’ah, al-Qari, h. 195.
الدُّنْيَا دَارُ مَنْ لاَ دَارَ لَهُ وَمَالُ مَنْ لاَ مَالَ لَهُ وَلَهَا يُجْمَعُ مَنْ لاَ عَقْلَ لَهُ
Dunia itu adalah rumah bagi orang yang tidak punya rumah, dan harta bagi orang yang tidak mempunyai harta, untuknya lah orang yang tidak berakal itu dikumpulkan
Hadis dla’if jiddan. Al-Ahadits allati laa Ashla laha fi al-Ihya’, as-Subki, 344; Tadzkirat al-Mudlu’at, al-Futni, 174.
رَجَعْناَ مِنَ الْجِهَادِ اْلأَصْغَرِ إِلَى الْجِهَادِ اْلأَكْبَرِ قَالُوْا وَمَا الْجِهَادُ اْلأَكْبَرُ قَالَ جِهَادُ الْقَلْبِ
Kami pulang dari jihad ashghar (jihad kecil) menuju jihad akbar (jihad besar). Para sahabat bertanya, apakah jihad akbar itu. Rasul saw bersabda; Jihad hati
Hadis ini tidak ada asalnya, al-Asrar al-Marfu’ah, 211; Tadzkiratu al-Maudlu’at, al-Futni, 191, Kasyf al-Khafa’, 1:511
سُؤْرُ الْمُؤْمِنِ شِفَاءٌ
Bekas minuman orang mu’min adalah obat
Hadis ini tidak ada asalnya. Al-Asrar al-Marfu’ah, 217. Kasyf al-Khafa’, 1:500; adl-Dla’ifah, 78;
السَّخِيُّ قَرِيْبٌ مِنَ اللهِ، قَرِيْبٌ مِنَ الْجَنَّةِ قَرِيْبٌ مِنَ النَّاسِ، بَعِيْدٌ مِنَ النَّارِ، وَالْبَخِيْلُ بَعِيْدٌ مِنَ اللهِ، بَعِيْدٌ مِنَ الْجَنَّةِ، بَعِيْدٌ مِنَ النَّاسِ، قَرِيْبٌ مِنَ النَّارِ وَجَاهِلٌ سَخِيٌّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ عَابِدٍ بَخِيْلٍ
Orang yang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan sorga, dekat dengan manusia dan jauh dari neraka. Orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari sorga, jauh dari manusia, dan dekat kepada neraka. Orang bodoh yang dermawan lebih disukai oleh Allah dari pada ahli ibadah yang kikir
Hadis ini Dla’if sekali, al-Manar al-Munif, 284; Tartib al-Maudlu’at, 564; al-La-ali’ al-Mashnu’ah, 2:91.
السُّلْطَانُ ظِلُّ اللهِ فِي أَرْضِهِ ، مَنْ نَصَحَهُ هُدِيَ ، وَمَنْ غَشَّهُ ضَلَّ
Penguasa adalah bayang-bayang Allah di bumi-Nya, barangsiapa yang setia kepada penguasa maka ia telah mendapatkan petunjuk dan barangsiapa mengkhianati-nya maka ia telah sesat.
Maudlu’ (palsu). Tadzkiratu al-Maudlu’at, al-Futni, 182; al-Fawaid al-Majmu’ah, asy-Syaukani, 623; adl-Dla’ifah, 475
سَيِّدُ الْقَوْمِ خَادِمُهُمْ
Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka
Hadis ini dla’if. Al-Maqashid al-Hasanah, as-Sakhawi, 579; adl-Dla’ifah,1502
شَاوِرُوْهُنَّ – يَعْنِي النِّسَاءَ - وَخَالِفُوْهُنَّ
Bermusyawarahlah dengan mereka – isteri-isterimu - tetapi berselisihlah dengan pendapat mereka.
Hadis ini la ashla lahu (tidak ada asalnya). Al-Lu’lu’ al-Marshu’, 264; Tadzkiratu al-Maudlu’at, 128; al-Asrar al-Marfu’ah, 240.
صِنْفَانِ مِنْ أُمَّتِي إِذَا صَلُحَا صَلُحَ النَّاسُ اْلأُمَرَاءُ وَالْفُقَهَاءُ (وفي لفظ) صِنْفَانِ مِنْ أُمَّتِي إِذَا صَلُحَا، صَلُحَ النَّاسُ: اْلأُمَرَاءُ وَالْعَلَمَاءُ
Ada dua golongan di antara ummatku, apabila keduanya baik maka semua manusia akan baik; yaitu pemerintah dan ahli fiqh, dalam riwayat yang lain diungkapkan dengan teks, Ada dua golongan di antara ummatku, apabila keduanya baik maka semua manusia akan baik; yaitu pemerintah dan ulama’
Imam Ahmad mengatakan, salah seorang rawi hadis ini pendusta dan tukang memalsukan hadis. Ibnu Ma’in dan ad-Daruquthni mengatakan serupa dengan Imam Ahmad. Al-Albani mengatakan, hadis ini palsu. Takhrij al-Ihya’, 1:6; adl-Dlu’afa’, 16
صُوْمُوْا تَصِحُّوْا
Berpuasalah niscaya kau akan sehat
Hadis ini dla’if. Takhrij al-Ihya’, 3:87; Tadzkirah al-Maudlu’at, 70; al-Maudlu’at, ash-Shaghani, 72.
طَلَبُ الْحَلاَلِ جِهَادٌ، وَإِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنِ الْمُحْتَرِفِ
Mencari rizki yang halal adalah jihad, dan Allah mencintai orang mukmin yang profesional
Hadis dl’aif. An-Nakhbat al-Bahiyah, as-Sanbawi, 57; al-Kasyf al-Ilahi, 1:518; adl-Dla’ifah, 1301
عَلَيْكُمْ بِالشِّفَائَيْ: العَسَلُ وَالْقُرْآنُ
Hendaklah kalian menggunakan dua macam obat, madu dan Alqur’an
Hadis ini dla’if. Ahadits Mu’allah Dhahiruha ash-Shihhah, al-Wadi’i, 247; adl-Dla’ifah 1514
فِكْرَةُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادِةِ سِتِّيْنَ سَنَةً
Berpikir sesaat lebih baik daripada beribadah enam puluh tahun
Hadis ini maudlu’. Tanzih asy-Syari’ah, 2:305; al-Fawa’id al-Majmu’ah, 723; Tartib al-Maudlu’at, 964.
قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَنْ لَمْ يَرْضَ بِقَضَائِيْ وَيُصْبِرْ عَلَى بَلاَئِيْ، فَلْيَلْتَمْسْ رَبّاً سِوَائِيْ
Allah tabaraka wa ta’ala berfirman; Barangsiapa yang tidak ridla dengan keputusan-Ku, dan tidak sabar terhadap ujian (bala’)-Ku maka hendaklah mencari tuhan selain-Ku.
Hadis ini dla’if. karena di dalam sanadnya ada Sa’id bin Ziyad bin Hind, dia matruk. Majma’ az-Zawa’id, 7:207; Al-Kasyf al-Ilahi, ath-Tharablusi, 1:625; Tadzkiratu al-Maudlu’at, 189. Al-Fawaid al-Majmu’ah, 746.
كَانَ إِذَا أَخَذَ مِنْ شَعْرِهِ أَوْ قَلَمَ أَظْفَارِهِ ، أَوِ احْتَجَمَ بَعَثَ بِهِ إِلَى الْبَقِيْعِ فَدَفَنَ
Rasulullah saw apabila memotong rambutnya atau memotong ujung kukunya, atau berbekam (mengeluarkan darah kotor) maka beliau membawanya ke Baqi’ untuk menguburnya
Hadis ini Maudlu’. Al-‘Ilal, Ibnu Abi Hatim, 2:337; adl-Dla’ifah, 713
كَمَا تَكُوْنُوْا يُوَلَّي عَلَيْكُمْ
Sebagaimana keadaan kalian, maka seperti kalianlah yang dikuasakan untuk memimpin
Hadis ini dla’if. Kasyful Khafa’, 2:1997; al-Fawa’id al-Majmu’ah, 624; Tadzkiratu al-Maudlu’at, 182.
لاَ تَجْعَلُوْا آخِرَ طَعَامِكُمْ مَاءً
Janganlah kau jadikan akhir dari makan kalian berupa air.
Hadis ini tak ada asalnya. Adl-Dla’ifah, 2096
لاَ تُكْثِرُوا الْكَلاَمَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللهِ، فَإِنَّ كَثْرَةُ الْكَلاَمِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ، وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنَ اللهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي
Janganlah banyak bicara yang tidak mengandung dzikir kepada Allah, karena kebanyakan bicara tanpa ingat (dzikir) kepada Allah itu menjadikan keras hati, dan sesungguhnya manusia yang paling jauh dari Allah adalah yang hatinya keras.
Hadis dla’if, adl-Dla’ifah, 920.
لاَ صَلاَةَ لِجَارِ الْمَسْجِدِ إِلاَّ فِي الْمَسْجِدِ
Bagi tetangga masjid, tidak sah shalatnya kecuali dilakukan di masjid
Hadis ini dla’if. Dli’af ad-Daruquthni, 362; al-La-ali’ al-Mashnu’ah, 2:16; al-‘Ilal al-Mutanahiyah, 1:693.
لِكُلِّ شَيْءٍ عُرُوْسٌ وَعُرُوْسُ الْقُرْآنِ الرَّحْمَنُ
Segala sesuatu memiliki pengantin, dan pengantinnya Alqur’an adalah surat ar-Rahman
Hadis ini munkar. Adl-Dla’ifah, 1350
لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِيْنَةَ جَعَلَ النِّسَاءُ وَالصِّبْيَانُ وَالْوَلاَئِدُ يَقُوْلُوْنَ :
طَـلَعَ الْبَدْرُ عَلَيْنـَا مِنْ ثَنِيـَّاتِ الْوَدَاعْ
وَجَبَ الشُّـكْرُ عَلَيْنَا مَـا دَعَـا للهِ دَاعْ
أَيـُّهَا الْمَبْـعُوْثُ فِيْنَا جِئْتَ بِاْلأَمْرِ الْمُطَاعْ
فَقَالَ لَهُنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : هَزُّوْا غَرَابِيْلَكُمْ بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ
Ketika Rasulullah saw tiba di Madinah para perempuan dan anak-anak mengalunkan syair;
Telah terbit rembulan bagi kami,
dari bukit al-Wada’
Kita semua harus bersyukur,
atas seruan kepada Allah oleh sang penyeru
Wahai Nabi yang diutus kepada kita,
Engkau datang membawa perintah untuk ditaati
Lalu Rasulullah saw bersabda kepada mereka, “Goyang-goyangkanlah rebana kalian, semoga Allah memberkahi kalian
Hadis ini dla’if. Ibnu Taymiyah berkata tntang hal ini;Hadis perempuan dan menabuh rebana di saat bergembira adalah sahih. Memang di masa Rasulullah hal itu terjadi. Tetapi tentang sabda beliau, “goyang-goyangkanlah rebana kalian” tidak dikenal adanya riwayat dari beliau. Ahadits al-Qashash, Ibnu Taimiyah, 17. Tadzkiratu al-Maudlu’at, 196.
لَمُعَالَجَةُ مَلَكِ الْمَوْتِ أَشَدُّ مِنْ أَلْفِ ضَرْبَةٍ بِالسَّيْفِ
Pemrosesan Malaikat al-Maut (sakaratul maut) benar-benar lebih pedih dari pada 1000 pukulan dengan pedang
Hadis dla’if jiddan. Tartib al-Maudlu’at, adz-Dzahabi, 1071; al-Maudlu’at, Ibnu al-Jauzi, 3:220
لَوْلاَكَ مَا خَلَقْتُ الدُّنْيَا
Kalau bukan karena kamu (Nabi Muhammad saw) niscaya idak aku ciptakan dunia
Hadis maudlu’. Al-Lu’lu’ al-Marshu’, al-Musyaisyi, 454; Tartib al-Maudlu’at, 196; adl-Dla’ifah, 282.
لَيْسَ اْلإِيْمَانِ بِالتَّمَنِّي وَلاَ بِالتَّحَلِّيْ، وَلَكِنْ مَا وَقَرَ فِي الْقَلْبِ وَصَدَقَهُ الْفِعْلُ
Iman itu bukan dengan angan-angan, juga bukan dengan berhias tetapi sesuatu yang mantap di dalam hati dan dibuktikan dengan pekerjaan.
Hadis ini palsu. Dzakhiratu al-Hufadz, Ibnu Thahir, 4:4656; adl-Dla’ifah, 1098; Tabyidl ash-Shahifah, Muhammad ‘Amr, 33.
لَيْسَ لِفَاسِقٍ غِيْبَةٌ
Terhadap orang fasik tidak ada ghibah.
Hadis ini maudlu’ (palsu). Al-Asrar al-Marfu’ah, al-Harawi, 390; al-Manar al-Munif, Ibnu al-Qayyim, 301; al-Kasyfu al-Ilahi, 1:764.
مَا خَابَ مَنِ اسْتَخَارَ ، وَلاَ نَدِمَ مَنِ اسْتَشَارَ وَلاَ عَالَ مَنِ اقْتَصَدَ
Tidak akan sia-sia orang yang beristikharah, tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah, dan tidak akan sengsara orang yang berhemat
Hadis ini maudlu’ (palsu). Al-Kasyf al-Ilahi, 1:775; adl-Dla’ifah, 611
مَا فَضَّلَكُمْ أَبُوْ بَكْرٍ بِكَثْرَةِ صِيَامٍ وَلاَ صَلاَةٍ ، وَلَكِنْ بِشَيْءٍ وَقَرَ فِي صَدْرِهِ
Keutamaan Abu Bakar atas kalian bulan karena banyaknya berpuasa atau shalat, tetapi karena adanya seuatu yang mantap dalam dadanya
Hadis ini tidak ada asalnya. Al-Asrar al-Marfu’ah, Ali al-Qari, 452; al-Ahadits Allati laa Ashla laha fi al-Ihya,as-Subki, 288; al-Manar al-Munif, 246.
الْمُؤْمِنُ كَيِّسٌ فَطِنٌ حَذَرٌ
Orang mukmin itu cerdik, pandai dan hati-hati
Hadis Maudlu’. Kasyf al-Khafa’, al-Ajluni, 2:2684, al-Kasyf al-Ilahi, ath-Tharablusi, 1:859; adl-Dla’ifah, 760.
الْمُتَمَسِّكُ بِسُنَّتِيْ عِنْدَ فَسَادِ أُمَّتِي لَهُ أَجْرُ شَهِيْدٍ
Orang yang memegang teguh sunnahku ketika terjadi kerusakan di antara ummatku maka ia berhak mendapatkan pahala seorang yang mati syahid.
Hadis dla’if, adl-Dla’ifah, 326
مَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّتِي عِنْدَ فَسَادِ أُمَّتِي، فَلَهُ أَجْرُ مِئَةِ شَهِيْدٍ
Barangsiapa yang berpegang teguh pada sunnahku di saat terjadinya kerusakan pada ummatku, maka ia berhak atas pahala 100 orang yang mati syahid.
Hadis yang sangat dla’if. Dzakhiratu al-Huffadz, 4:5174, adl-Dla’ifah, 326
مَنْ أَحْدَثَ وَلَمْ يَتَوَضَّأْ فَقَدْ جَفَانِي ، وَمَنْ تَوَضَّأَ وَ لَمْ يُصَلِّ فَقَدْ جَفَانِي ، وَمَنْ صَلَّى وَلَم يَدْعُنِي فَقَدْ جَفَانِي، وَ مَنْ دَعَانِيْ فَلَمْ أَجِبْهُ فَقَدْ جَفَيْتُهُ، وَلَسْتُ بِرَبٍّ جَفٍ
Barangsiapa yang berhadas dan tidak berwudlu maka ia telah menjauh dariku dan barangsiapa berwudlu tetapi tidak salat maka ia telah menjauhiku. Barangsiapa yang shalat tetapi (sesudahnya) tidak berdo’a untukku maka ia telah menjauhiku, dan barangsiapa yang mendoakanku tetapi tidak aku jawab berarti aku telah menjauhinya, dan aku bukan pengatur yang suka mengatur
Ash-Shaghani mengatakan; Hadis ini Maudlu’, al-Maudlu’at, 53; dan Al-Albani mengatakan; Maudlu’. Adl-Dala’ifah, 44.
مَنْ أَصْبَحَ وَهَمُّهُ غَيْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَلَيْسَ مِنَ اللهِ فِي شَيْءٍ وَمَنْ لَمْ يَهْتَمَّ لِلْمُسْلِمِيْنَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ
Barangsiapa yang bangun pagi dan perhatiannya tertuju kepada selain Allah azza wa jalla, maka ia tidak akan mendapat apa-apa dari Allah. Dan barangsiapa yang tidak memperhatikan kaum muslimin maka ia bukan golongan mereka
Maudlu’. Al-Fawaid Majmu’ah, 233; Tadzkiratu al-Maudlu’at, 69; adl-Dla’ifah, 309-312.
مَنْ أَفْطَرَ يَوْماً مِنْ رَمَضَانَ فِي غَيْرِ رُخْصَةٍ رَخَّصَهَا اللهُ لَهُ، لَمْ يَقْضِ عَنْهُ صِيَامُ الدَّهْرِ كُلُّهُ، وَإِنْ صَامَهُ
Barangsiapa yang berbuka sehari pada bulan ramadhan tanpa adanya rukhshah yang telah diberikan oleh Allah, maka puasanya setahun penuh yang dia lakukan tidak akan memenuhinya
Hadis ini dla’if, Tanzih asy-Syari’ah, 2:148; at-Targhib wa at-Tarhib, 2:74.
مَنْ حَجَّ الْبَيْتَ وَلَمْ يَزُرْنِي فَقَدْ جَفَانِي
Barangsiapa berhaji di Baitullah ttapi tidak menziarahi makamku maka ia telah menjauh dariku
Hadis ini Maudlu’ sebagaimana disebutkan oleh adz-Dzahabi di dalam kitab Tartib al-Maudlu’at, 600; ash-Shaghani menyebutkan di dalam al-Maudlu’at, 52; asy-Syaukani menyebutkan di dalam al-Fawa’id al-Majmu’ah, 326
مَنْ حَجَّ، فَزَارَ قَبْرِيْ بَعْدَ مَوْتِي، كَانَ كَمَنْ زَارَنِي فِي حَيَاتِي
Barangsiapa yang berhaji lalu menziarahi kuburku setelah kematianku maka ia seperti orang yang mengunjungiku di masa hidupku
Ibnu Taimiyah mengatakan, hadis ini dla’if, Qa’idah Jalilah, 57; Al-Albani menyatakan Maudlu’, adl-Dla’ifah, 47. Lihat pula Dzakhirat al-Huffadz, Ibnu Al-Qaisrani, 4:5250
مَنْ حَدَّثَ حَدِيْثاً، فَعَطِسَ عِنْدَهُ، فَهُوَ حَقٌّ
Barangsiapa yan mengatakan suatu perkataan, kemudian ia merasa haus, maka ia (yang dikatakan itu) benar.
Hadis maudlu’. Tanzih asy-Syari’ah, 483; al-La-ali’ al-Mashnu’ah, 2:286; al-Fawa-id al-Majmu’ah, 669.
مَنْ خَافَ اللهَ خَوَّفَ اللهُ مِنْهُ كُلَّ شَيْءٍ ، وَمَنْ لَمْ يَخْفَ اللهَ خَوَّفَهُ اللهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ
Barangsiapa yang takut kepada Allah maka Allah akan menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Dan barangsiapa yang tidak takut kepada Allah maka Allah akan menjadikannya takut kepada segala sesuatu
Hadis ini dla’if. Takhrij al-Ihya’, al-‘Iraqi, 2:145; Tadzkiratu al-Maudlu’at, 20; adl-Dla’ifah, 485.
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ إِلَى الصَّلاَةِ فَقَالَ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِحَقِّ السَّائِلِيْنَ عَلَيْكَ وَأَسْأَلُكَ بِحَقِّ مَمْشَايَ هَذَا فَإِنِّي لَمْ أَخْرُجْ أَشْرًا وَلاَ بَطَرًا وَلاَ رِيَاءً وَلاَ سُمْعَةً وَخَرَجْتُ اتِّقَاءً سَخَطِكَ وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِكَ فَأَسَالُكَ أَنْ تَعِيْذَنِي مِنَ النَّارِ وَأَنْ تَغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ أَقْبَلَ اللهُ عَلَيْهِ بِوَجْهِهِ وَاسْتَغْفَرَ لَهُ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ
Barangsiapa yang keluar dari rumahnya menuju (masjid untuk) shalat seraya berdo’a; Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan haqnya orang-orang yang memohon kepada-Mu, dan aku memohon kepada-Mu dengan haknya perjalanan ini karena sesungguhnya aku tidak keluar untuk melakukan sesuatu yang keji, bukan karena sombong, riya’, dan sum’ah. Aku keluar hanya karena takut akan muka-Mu dan mengharap ridla-Mu. Maka aku memohon agar Engkau melindungi-ku dari api neraka dan mengampuni dosa-dosaku karena sesungguh-nya tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa melain-kan Engkau. Allah akan menerimanya dengan wajah-Nya dan seribu malaikat akan memohonkan ampunan untuknya
Hadis ini didla’ifkan oleh al-Mundziri, al-Buwaishiri mengatakan, sanadnya musalsal (berurutan) dengan orang-orang yang lemah. Al-Albani mengatakan; Hadis ini Dla’if. At-Targhib wa at-Tarhib, al-Mundziri,3:272; Sunan Ibnu Majah, 1:256.
مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ اُلْجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ
Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu pengetahuan, lalu ia menyembunyikannya maka pada hari kiamat ia akan dicambuk dengan cambuk dari api neraka.
Hadis ini tidak sah dari Rasulullah saw, al-Ilal al-Mutanahiyah, 1:105
مَنْ صَلَّى فِي مَسْجِدِيْ أَرْبَعِيْنَ صَلاَةً لاَ يَفُوْتُهُ صَلاَةٌ كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَنَجَاةٌ مِنَ الْعَذَابِ، وَبَرِئٌ مِنَ النِّفَاقِ
Barangsiapa shalat di masjidku empat puluh waktu shalat tanpa ketinggalan satu waktu shalat pun maka ditetapkan baginya terbebas dari neraka dan selamat dari adzab, dan trlepas dari kemunafikan
Hadis dla’if, adl-Da’ifah, 364
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ
Barangsiapa yang mengenal dirinya maka ia telah mengenal tuhannya
Hadis ini maudlu’, al-Asrar al-Marfu’ah, 506. Tanzih asy-Syari’ah, 2:402; Tadzkirat al-Maudlu’at,11
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْوَاقِعَةِ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ لَمْ تُصِبْهُ فَاقَةً أَبَداً
Barangsiapa yang membaca surat al-Waqi’ah setiap malam, ia tidak akan tertimpa kefakiran selama-lamanya
Hadis dla’if. Al-‘Ilal al-Mutanahiyah, 1:151; Tanzih asy-Syari’ah, 1:301; al-Fawaid al-Majmu’ah, 972;
مَنْ لَمْ تَنْهَهُ صَلاَتُهُ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ، لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إِلاَّ بُعْداً (وفي لفظ) مَنْ لَمْ تَنْهَهُ صَلاَتُهُ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ، فَلاَ صَلاَةَ لَهُ
Barangsiapa yang shalatnya tidak bisa mencegahnya dari perbuatan fakhsya’ dan munkar maka ia tidak akan mendapatkan tambahan dari Allah melainkan kejauh (dari Allah). Dalam riwayat lain dinyatakan, barangsiapa ang shalatnya tidak bisa mencegahnya dari perbuatan fakhsya’ dan mungkar maka tidak ada salat baginya (belum melaksanakan salat)
Adz-Dzahabi berkata Ibnu Junaid adalah pendusta dan pembohong. Al-Hafidz al-Iraqi berkata; Sanad hadis ini lemah. Al-Albani mengatakan; Hadis ini bathil, tidak dapat diterima dari segi sanadnya dan juga dari matannya. Mizan al-I’idal (3:293), Takhrij al-Ihya’ (1:143), as-Silsilah adl-Dla’ifah (2,985)
مَنْ نَامَ بَعْدَ الْعَصْرِ، فَاخْتُلِسَ عَقْلُهُ، فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ
Barangsiapa tidur setelah shalat ashar maka akalnya akan terampas, maka janganlah mencaci kecuali kepada dirinya sendiri
Hadis ini disebutkan oleh Ibnu al-Jauzi di dalam maudlu’at, 3:69, as-Suyuthi menyebutkan di dalam al-La’ali’ al-Mashnu’ah, adz-Dzahabi menyebutkan di dalam Tartib al-Maudlu’at, 839.
مَنْ وَلَدَ لَهُ مَوْلُوْدٌ فَأَذِنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَأَقَامَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى لَمْ تَضُرُّهُ أُمُّ الصِّبْيَانِ
Barangsiapa yang mendapatkan seorang anak, kemudian ia adzankan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri, maka kelak anak itu tidak akan diganggu oleh jin
Hadis Maudlu’. Al-Mizan, adz-Dzahabi, 4:397; Majma’ az-Zawa’id, al-Haitsami. Takhrij al-Ihya’, 2:61.
النَّاسُ كُلُّهُمْ مَوْتَى إِلاَّ الْعَالِمُوْنَ، وَالْعَالِمُوْنَ كُلُّهُمْ هَلَكَى إِلاَّ الْعَامِلُوْنَ، وَالْعَامِلُوْنَ كُلُّهُمْ غَرَقَى إِلاَّ الْمُخْلِصُوْنَ، وَالْمُخْلِصُوْنَ عَلَى خَطْرٍ عَظِيْمٍ
Manusia semuanya adalah mayat, kecuali orang yang berilmu, dan orang-orang yang berilmu semuanya binasa kecuali orang yang beramal, orang-orang yang beramal semuanya tenggelam kecuali orang yang ikhlas. Dan orang yang ikhlas berada di atas kedudukan yang agung
Ash-Shaghani berkata, ini adalah hadis yang diada-adakan lagi pula tidak sesuai dengan aturan kebahasaan. Yang benar secara bahasa adalah dengan menggunakan kata al-‘Alimina, al-‘Amilina dan Mukhlishin. Al-Maudlu’at, 200; Asy-Syaukani menyebutkan di dalam al-Fawa’id al-Majmu’ah, 771; al-Futni menyebutkan dalam Tadzkirat al-Maudlu’at, 200.
النَّاسُ نِيَامٌ فَإِذَا مَاتُوْا انْتَبَهُوا
Manusia itu ibarat tidur (bermimpi), apabila mereka telah mati maka mereka sadar
Hadis ini tidak ada sumbernya, al-Asrar al-Marfu’ah, 555; al-Fawa’id al-Majmu’ah, 766; Tadzkiratu al-Maudlu’at, 200
النَّظْرُ فِي الْمُصْحَفِ عِبَادَةٌ، وَنَظْرُ الْوَلَدِ إِلَى الْوَالِدَيْنِ عِبَادَةٌ، وَالنَّظْرُ إِلَى عَلِي بْنِ أَبِي طَالِبٍ عِبَادَةٌ
Memandang mushaf adalah ibadah, pandangan anak kepada orang tuanya adalah ibadah, dan memandang Ali bin Abi Thalib adalah ibadah
Hadis ini palsu. Adl-Dla’ifah, 356.
النَّظْرَةُ سَهْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيْسَ مَنْ تَرَكَهَا خَوْفاً مِنَ اللهِ آتَاهُ اللهُ إِيْمَاناً يَجِدُ حَلاَوَتَهُ فِي قَلْبِهِ
Pandangan (kepada wanita yang bukan mahram) itu adalah salah satu anak panah iblis, barangsiapa yang meninggakan pandangan karena takut kepada Allah maka Alah akan mendatangkan kepadanya iman yang ia rasakan manisnya di dalam hatinya
Hadis ini dla’if sekali. At-Tarhib wa at-Targhib, al-Mundziri, 4:106; Majma’ az-Zawa’id, al-Haitsami, 8:63; Talkhish al-Mustadrak, adz-Dzahabi, 4;314.
وَجَدَ النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رِيْحاً فَقَالَ لِيَقُمْ صَاحِبَ هَذَا الرِّيْحِ فَلْيَتَوَضَّأْ فَاسْتَحْيَا الرَّجُلُ أَنْ يَقُوْمَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَقُمْ صَاحِبَ هَذَا الرِّيْحَ فَلْيَتَوَضَّأْ فَإِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَحْيِ مِنَ الْحَقِّ، فَقَالَ الْعَبَّاسُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَفَلاَ نَقُوْمُ كُلُّنَا نَتَوَضَّأُ؟ فَقَالَ قُوْمُوْا كُلُّكُمْ فَتَوَضَّؤُوْا
Suatu hari Rasulullah mendapatkan bau kentut, kemudian bersabda; Yang kentut hendaklah berdiri untuk berwudlu. Tetapi yang kentut itu malu untuk berdiri, lalu Rasululllah saw bersabda lagi; Yang kentut berdiri untuk wudlu, sesungguhnya Allah tidak malu dlah kebenaran. Al-Abbas berkata; Wahai Rasulullah, bagaimana kalau kita semua berdiri dan berwudlu? Rasulullah saw bersabda; Siakan semua berdiri dan berwudlu.
Hadis Bathil, adl-Dla’ifah, 1132
وَقَعَ فِي نَفْسِ مُوْسَى هَلْ يَنَامُ اللهُ تَعَالَى ذِكْرُهُ؟ فَأَرْسَلَ اللهُ إِلَيْهِ مَلَكاً فَأَرَقَّهُ ثَلاَثاً، ثُمَّ أَعْطَاهُ قَارُوْرَتَيْنِ فِي كُلِّ يَدٍ قَارُوْرَةٌ وَ أَمَرَهُ أَنْ يَحْتَفِظَ بِهَا، قَالَ فعجل النَّوْمُ وَتَكَادُ يَدَاهُ تَلْتَقِيَانِ ثُمَّ يَسْتَيْقِظُ فَيَحْبِسُ إِحْدَاهُمَا عَنِ اْلأُخْرَى ثُمَّ نَامَ نَوْمَةً فَاصْطَفَقَتْ يَدَاهُ وَانْكَسَرَتِ الْقَارُوْرَتَانِ قَالَ ضَرَبَ اللهُ لَهُ مَثَلاً أَنَّ اللهَ لَوْ كَانَ يَناَمُ لَمْ تَسْتَمْسِكِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ
Muncul di benak Nabi Musa as.; Apakah Allah swt tertidur? Lalu Allah mengirim seorang malaikat kepadanya lalu membuatnya tidak tidur selama tiga hari kemudian memberikan dua buah botol kepadanya, di setiap tangan ada satu botol dan diperintahkan kepadanya untuk mengawasinya. Kemudian ia tertidur sehingga kedua tangannya hampir berbenturan, lalu ia terbangun dan menjauhkan kembali jarak kedua tangannya. Kamudian ia tertidur kambali sehingga kedua botol itu pecah. Beliau bersabda; Allah memberikan perumpamaan kepadanya, bahwa kalau Allah tertidur pastiah langit dan bumi tidak akan terkendali
Hadis ini dla’if. Al-‘Ilal al-Mutanahiyah, Ibnu al-Jauzi; adl-Dla’ifah, 1034.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةً، وَقِيَامَ لَيْلَةٍ تَطَوُّعاً ..الخ
Wahai manusia, suatu bulan yang agung telah menaungi kalian, bulan yang mengandung malam yang lebih baik dari seriu bulan, Allah menjadikan puasa pada bulan itu sebagai kewajiban, dan qiyam (berdiri untuk shalat) pada malam harinya sebagai tathawwu’ (sunnah)
Hadis dla’if, al-‘Ilal, Ibnu Abi Hatim, 1:249; adl-Dla’ifah, 871
يا جبريل صف لي النار، وانعت لي جَهَنَّم فَقَالَ جِبرِيْلُ إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالىَ أَمْرٌ بِجَهَنَّمَ فَأُوْقَدَ عَلَيْهَا أَلْفَ عَامٍ حَتَّى ابْيَضَّتْ، ثُمَّ أَمَرَ بِهَا فَأُوْقِدَ عَلَيْهَا أَلْفَ عَامٍ حَتَّى احْمَرَّتْ، ثُمَّ أََمَر فَأُوْقِدَ عَلَيْهَا أَلْفِ عِامٍ حَتَّى اسْوَدَّتْ فَهِيَ سَوْدَاْءُ مُظْلِمَة . . . . . . الخ
Wahai Jibril, sebutkanlah untukku sifat neraka dan sebutkan pula tentang Jahanam. Jibril menjawab; Sesungguhnya Allah swt
Hadis ini palsu, al-Haithami, 10:387. Adl-Dla’ifah, 910
يدعى الناس يوم القيامة بأمهاتهم ستراً من الله عز وجل عليهم
Di hari kiamat nanti manusia dipanggil beserta nama ibu mereka sebagai rahasia Allah terhadap mereka (merahasiakan anak zina)
Hadis ini maudlu’ (palsu). Al-La-ali’ al-Mashnu’ah, as-Suyuthi, 2:449; al-Maudlu’at, Ibnu al-Jauzi, 3:248; Tartib al-Maudlu’at, 1123
يُعَادُ الْوُضُوْءُ مِنَ الرُّعَافِ السَّائِلِ
Wudlu itu harus diulang karena mimisan yang mengalir
Hadis ini palsu. Dzakhiratu al-Hufadz, Ibnu Thahir, 5:6526; adl-Dla’ifah, 1071
Alternatifnya dicarikan dari adl-dlaifah 370
.
0 komentar:
Posting Komentar